Headline
KPK akan telusuri pemerasan di Kemenaker sejak 2019.
Inggris membungkam kritikan setelah mengatasi Jerman 2-0 di Stadion, Wembley di babak 16 besar Piala Eropa 2020, Selasa (29/6) malam WIB.
Taktik baru yang dimainkan skuat Gareth Southgate mampu meredam serangan Der Panzer.
Dua gol Inggris yang dicetak Raheem Sterling dan Harry Kane tidak mampu dibalas oleh pasukan Der Panzer.
Baca juga: Kane Tegaskan Inggris Ingin Terus Melaju
Southgate dikritik karena memilih skema 3-4-3 jelang pertandingan. Formasi itu sama dengan yang dijalankan Jerman.
Sebelumnya, ia menggunakan 4-3-3 di dua laga pertama fase grup saat mengalahkan Kroasia dan diimbangi Skotlandia, sebelum memasukkan Jack Grealish dan memakai 4-2-3-1 pada pertandingan kontra Rep Ceko.
"Saya tahu saya mengubah bentuk, memilih pemain tertentu alih-alih yang lain, dan jika salah, bisa habis," kata Southgate.
"Kami ingin menekan dengan agresif di seluruh lapangan dan merasa cara terbaik untuk melakukan itu adalah dengan menyamai (formasi) mereka," lanjutnya.
Tiga pemain belakang yakni Kyle Walker, John Stones, dan Harry Maguire diplot sebagai tiga bek sejajar. Di posisi bek sayap, Kieran Trippier dan Luke Shaw jadi andalan.
Pendekatan taktik itu membuat Jerman tidak mendapatkan banyak ruang terbuka di pertahanan Inggris. Saat menyerang, Inggris juga berbahaya dengan pergerakan Shaw dan Trippier dari sisi sayap.
Perjalanan Inggris di Piala Eropa 2020 tidak mulus. Di fase grup, The Three Lions menang dua kali dan imbang sekali. Meski begitu, mereka malah dikritik karena bermain kurang eksplosif setelah hanya mencetak dua gol pada tiga pertandingan tersebut.
"Banyak keluhan atas penampilan kami, kurang mencetak gol tapi kami ingin membuktikan sebaliknya, di depan pendukung sendiri kami membara untuk, satu mendepak Jerman dan kedua melangkah di turnamen," kata pemain Inggris Declan Rice.
Pelatih Jerman Joachim Loew, yang berekspektasi tinggi di Piala Eropa kali ini, sangat kecewa dengan hasil tersebut.
Juru taktik berusia 61 tahun itu menyesalkan kegagalan Thomas Muller dan kawan-kawan memanfaatkan peluang mencetak gol.
"Kami berharap mendapatkan hal besar di turnamen ini dan keyakinan terhadap tim ini sangat besar. Di pertandingan seperti ini sangat penting memanfaatkan peluang yang Anda punya," kata Loew.
Laga ini juga menjadi akhir dari perjalanan Loew mengarsiteki Jerman selama 15 tahun. Iamengaku belum punya rencana setelah mundur dari jabatan pelatih yang akan resmi berakhir selepas mereka tersingkir Piala Eropa 2020.
"Setelah 15 tahun menekuni pekerjaan ini, dengan segala tanggung jawab yang menyertainya, mengambil jeda adalah sebuah keharusan," kata Loew.
"Akan ada waktunya ketika Anda menemukan energi baru untuk melakukan sesuatu yang berbeda. Saat ini, saya tidak punya rencana konkret," ujar pelatih berusia 61 tahun itu.
Selama menangani Jerman, Loew melalui 197 pertandingan dengan 124 kemenangan, 40 imbang, dan 33 kekalahan. Rasio kemenangan 62,94% dengan 467 gol. (Goal/UEFA/OL-1)
Kedua tim kalah dalam pertandingan pembuka secara dramatis. Ceko kebobolan di waktu tambahan saat kalah 1-2 dari Portugal sedangkan Georgia takluk di tangan Turki dengan skor 1-3
Inggris diharuskan memainkan dua pertandingan tingkat Eropa tanpa penonton serta dibebani denda senilai 100 ribu euro (Rp1,6 miliar).
Mbappe berharap mendapatkan dukungan yang lebih banyak dari rekan setimnya setelah kegagalannya dalam adu penalti melawan Swiss.
Di daftar pencetak gol terbanyak Bundesliga, Schick hanya kalah dari penyerang Borussia Dortmund Erling Braut Halland dan striker Bayern Robert Lewandowski.
Spanyol kalah dalam laga semifinal Piala Eropa 2020, Juli lalu, disingkirkan Italia lewat adu penalti. Italia kemudian melaju ke abbak final dan sukses menjadi juara.
Pengumuman itu muncul setelah UEFA dan CONMEBOL menentang keras rencana FIFA menggelar Piala Dunia dua tahun sekali.
Di usia 33 tahun, delapan bulan, dan 30 hari, Lucy Bronze adalah pemain tertua timnas Inggris di Piala Eropa Putri 2025 dan bermain 598 menit sepanjang Piala Eropa Putri.
Kemenangan di Piala Eropa Putri ini menegaskan dominasi timnas Inggris di kancah sepak bola putri Eropa, sekaligus menambah koleksi gelar mereka menjadi dua kali berturut-turut.
Kemenangan ini menandai sejarah bagi timnas Inggris sebagai tim kedua setelah Jerman yang mampu menjuarai Piala Eropa Putri secara beruntun (2022 dan 2025).
INGGRIS kembali menciptakan kisah heroik di Euro Putri 2025. Chloe Kelly mencetak gol penentu kemenangan di menit ke-119 saat Lionesses bangkit dari ketertinggalan.
Chloe Kelly mencetak gol penentu kemenangan timnas Inggris pada menit ke-119, menyambar bola muntah hanya setelah kiper Italia Laura Giuliani berhasil menyelamatkan tendangan penaltinya.
Inggris berhasil mengalahkan Belanda 4-0 di laga lanjutan Grup D Euro 2025.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved