Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Mbappe Kecam Aksi Kekerasan Polisi di Paris

Basuki Eka Purnama
27/11/2020 10:56
Mbappe Kecam Aksi Kekerasan Polisi di Paris
Penyerang timnas Prancis Kylian Mbappe(AFP/FRANCK FIFE )

BINTANG sepak bola Prancis Kylian Mbappe, Kamis (26/11), bergabung dengan rekannya di skuat Les Bleus dan atlet lain mengecam polisi yang terekam kamera memukuli seorang produser musik di Paris. Mbappe menyebut aksi itu memuakkan.

"Video yang memuakkan, kekerasan yang tidak bisa diterima," cicit Mbappe sembari mengunggah foto produser musik yang disebut bernama Michel itu.

"Katakan tidak untuk rasisme," imbuhnya.

Cicitan Mbappe itu telah di-retweet sebanyak 125 ribu kali.

Baca juga: Griezmann dan Umtiti Kecam Kekerasan Polisi di Prancis

Atlet Prancis, sebelumnya, enggan mengambil sikap politik, berbeda dengan atlet Amerika Serikat yang memiliki hubungan yang erat dengan gerakan Black Lives Matter.

Namun, kasus ini memancing sejumlah nama besar olahraga Prancis angkat bicara.

Rekan Mbappe di timnas Prancis yang menjadi juara Piala Dunia 2018, Antoine Griezmann dan Samuel Umtiti, juga telah mengungkapkan pendapat mereka mengecam aksi kekerasan yang dilakukan polisi Paris itu.

"Saya sangat khawatir dengan Prancis saya," cicit Griezmann sembari me-mention Menteri Dalam Negeri Prancis Gerald Darmain dan menampilkan video pemukulan yang viral itu.

Griezmann, yang memiliki 7,4 juta follower di Twitter, dan Umtiti, yang memiliki 1,5 juta follower, bermain untuk klub La Liga Barcelona.

Umtiti, yang bersama Griezmann, mengantarkan Les Bleus menjadi juara Piala Dunia 2018, mencicit, "Manusia bisa melakukan aksi yang tidak manusiawi."

Insiden itu muncul seiring digelarnya sejumlah pemeriksaan terhadap dugaan aksi kekerasan oleh polisi terhadap warga kulit hitam dan keturunan Arab serta munculnya undang-undang baru yang membatasi hak media memunculkan wajah polisi.

Produser musik, yang hanya disebut bernama Michel, awalnya ditangkap karena dianggap melawan polisi. Namun, jaksa membatalkan dakwaan itu dan malahan membuka penyelidikan terhadap polisi yang menangkap Michel atas dugaan melakukan kekerasan. (AFP/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya