Headline

Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.

Fokus

Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.

Muenchen Kenyang Pengalaman, PSG Pupus Mitos Tim Debutan

Rahmatul Fajri
22/8/2020 16:15
Muenchen Kenyang Pengalaman, PSG Pupus Mitos Tim Debutan
Pemain Paris Saint-Germain saat tiba di Lisbon(AFP/LLUIS GENE )

Final ideal akan tersaji di partai puncak Liga Champions saat Paris Saint-Germain melawan Bayern Muenchen di Estadio da Luz, Lisbon, Senin (24/8) dini hari WIB.

PSG dan Muenchen datang dengan status penguasa di kompetisi domestik. PSG mendominasi sepak bola Prancis hampir satu dekade terakhir. Pada musim ini, mereka menyabet semua trofi domestik, mulai dari Ligue 1, Piala Prancis, hingga Piala Liga Prancis.

Hal yang sama juga dialami Muenchen di Jerman. Muenchen tak terhentikan dengan raihan double Bundesliga dan DFB Pokal.

Trofi Liga Champions adalah trofi yang prestisius bagi kedua tim untuk melengkapi torehan di kompetisi domestik.

PSG tentunya sangat termotivasi karena ingin mengangkat trofi Liga Champions pertama dalam sejarah klub. Pasukan Thomas Tuchel akan menjadi tim kedua dari Prancis setelah Marseille yang juara Liga Champions pada 1993.

Investasi besar-besaran pemilik Qatar akhirnya membawa PSG hingga ke final musim ini setelah menelan pil pahit beberapa musim terakhir. Saat ini, PSG lebih padu dengan kombinasi pemain muda dan berpengalaman.

Duo lini depan Kylian Mbappe dan Neymar plus bantuan Angel Di Maria dari sisi sayap membuat serangan PSG akan mematikan.

Muenchen akan menjadi lawan yang tangguh bagi PSG. Penampilan impresif di Liga Champions dengan menyisihkan Chelsea, Barcelona, dan Lyon membuat Muenchen difavoritkan meraih gelar Liga Champions keenam dalam sejarah klub.

Selain penampilan impresif, Muenchen juga datang dengan sejarah dan pengalaman segudang di Liga Champions. Jika PSG menjalani final pertama, Muenchen telah tampil di 10 final Liga Champions yang 5 partai berujung menjadi juara.

Pengalaman di laga krusial akan menjadi modal berharga bagi Muenchen. Terlebih beberapa pemain pilar Muenchen yang meraih Liga Champions pada 2012-2013 juga masih menghuni skuad asuhan Hansi Flick.

Baca juga: Bayern Bersikeras Buka Musim Bundesliga

Manuel Neuer, Jerome Boateng, Thomas Mueller, dan David Alaba merupakan pemain yang merasakan gelar Liga Champions yang saat itu dilatih Jupp Heynckes. Gelar itu juga melengkapi catatan Muenchen meraih treble winners pada musim itu.

"Saya rasa kedua tim sama kuat. Terkadang kamu membutuhkan keburuntungan. Jika Bayern mendapatkan itu, mereka akan memenangkan pertandingan," ujar legenda Muenchen, Franz Beckenbauer.

Pengalaman akan turut memengaruhi hasil ketika tampil di final. Tim yang menjalani final pertama Liga Champions kerap menelan hasil pahit. Mulai dari Tottenham yang kalah dari Liverpool pada 2019. Lalu, Chelsea kalah dari Manchester United pada 2008. Arsenal kalah dari Barcelona pada 2006, Monaco yang kalah dari Porto pada 2004, Bayer Leverkusen menelan kekalahan dari Real Madrid pada 2002, dan Valencia yang juga kalah dari Madrid pada 2000.

Gelandang PSG Marco Verratti mengaku siap memupus mitos tim debutan final yang gagal mengangkat trofi. Ia mengaku telah siap meredam Muenchen yang tampil trengginas sepanjang musim.

"Mereka tim yang sangat tangguh di semua area. Bayern selalu tim yang tampil lebih baik dari lawan mereka. Mereka tim yang solid dan telah meraih sejumlah trofi. Kami bahagia melawan mereka," kata Verratti, dilansir dari situs resmi klub. (PSG/FCBAYERN/OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Bude
Berita Lainnya