Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Gagal di MU, Memphis Depay Perkuat Lyon

Cahya Mulyana
08/8/2019 12:10
Gagal di MU, Memphis Depay Perkuat Lyon
Memphis Depay(AFP)

MANTAN pemain Manchester United, Memphis Depay mengaku kegagalannya di Liga Inggris karena sulit mengikuti ritme permainan cepat. Belum lagi, kala itu Depay, saat dirinya masihlah terlalu muda. Depay yang saat ini memperkuat Lyon telah meinggalkan PSV Eindhoven dan bergabung dengan Manchester United pada tahun 2015 dengan biaya transfer mencapai £25 juta. Tapi Depay dianggap gagal menampilkan performa yang diharapkan sehingga harus pergi meninggalkan Old Trafford lebih cepat.

Pemain Belanda tersebut tercatat hanya berhasil mencetak 2 gol dari 33 penampilan bersama United. Tahun 2017, Depay pun memutuskan pindah ke Ligue Prancis bersama Lyon.

Namun saat bersama Lyon, Depay berhasil catatkan penampilan yang gemilang. Pemain asal Belanda tersebut sukses mencetak 39 gol dari 116 pertandingan di semua kompetisi.

Selain itu, hasil jerih payah Depay juga membuatnya mendapatkan kepercayaan mengenakan jersey bernomor punggung 10 di tim nasional Belanda.

"Kondisi mental saya berbeda. Saat berusia 21 tahun ketika saya bersama United dan sekarang saya berusia 25 tahun jadi jelas, saya adalah manusia yang lebih matang sekarang ketimbang saat membela Manchester United," ungkap Depay dilansir dari BeinSport, Kamis (8/8).

Selain itu, lanjut dia, terdapat juga perbedaan antara pertandingan bola di Prancis dan Inggris terutama dalam kecepatan bola. Di Inggris, segalanya berjalan sangat cepat, menyerang kemudian bertahan dan menyerang serta bertahan lagi.

baca juga: Persib Usung Beban Berlipat

Depay mengakui bahwa Liga Inggris memiliki tingkat kesulitan yang tinggi. Karena itu, tidak setiap pemain bisa dengan mudah menaklukkannya termasuk dirinya. Ia mengaku kompetisi di Prancis membuat semua pemainnya lebih banyak menguasai bola ketimbang berlari. Ditambah lagi kondisi Liga Prancis lebih banyak menciptakan momen dan semua lebih santai memainkan bola antara satu dengan yang lain.

"Saya tidak tahu apakah kecepatan diperlukan setiap saat di sini, karena bagi saya ini semua tentang teknik. Namun Liga Inggris adalah liga yang terkuat di dunia." tutupnya. (OL-3)

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya