Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

Sajak-sajak Moch Aldy MA 

Sajak Kofe
31/7/2022 08:00
Sajak-sajak Moch Aldy MA 
(Ilustrasi: Resiyaman Patrick)

Ilustrasi: Resiyaman Patrick 

Cara Membuat Dunia Jadi Lebih Baik

kokang senjatamu,
arahkan pada langit-langit mulutmu,
tarik pelatuk itu—niscaya dunia jadi
jauh lebih asik, jauh lebih menarik, 
jauh lebih baik. 

mungkin...

2022 

 

Bila Aku Menulis Puisi dalam Ekstase 


nabi-nabi samawi berkhotbah: 
tentang tipu daya buah pengetahuan, 
tentang kitab-kitab perihal kejatuhan,
tentang sejarah, tentang air bah,
tentang Mina, tentang Tursina,
tentang Golgota, tentang Hira
tentang langit, tentang bumi,
tentang mula, tentang eskatologi;

tentang kekasih dan tentang pecinta 
yang pinta cinta seribu satu malam lagi.

II
di sana, antropolog atawa filolog 
masih coba tafsir Efrat dan Tigris, 
Mesir dan Mesopotamia, yang berlapis 
enam ribu tahun sebelum lahirnya masehi
Mediterania cari seberkas cahaya tuhan
Romawi curi mitos dan dewa-dewi Yunani
pra-Abad Pertengahan—Renaissance 
berbau dan berwarna demistifikasi;

di sini, kau menyalib kebiruanku
di rusukmu, seribu Menara Babel
runtuh pascakegentingan kolosal itu. 

III
"sayangku... o sayangku
bagaimana manusia bisa
belajar memaknai sesuatu
jika tanpa dukalara—jika
tanpa kehilangan—jika
tanpa kecemasan—jika
tanpa kerisauan—jika
tanpa kegetiran—jika
tanpa kegundahan—jika
tanpa darah dan airmata?" 
dalam dadaku tuhan bersuara.

2022 


Bila Aku Menulis Puisi dengan Es Krim di Mulutku

lihat, mataku sore. mulutku gua sunyi tempat para pembaharu mendapat wahyu. lidahku campuran antara musim semi, taifun dan musik-musik dengan nada paling melankolik. hidungku ular yang lapar. telingaku laut yang tak pernah takut menerima sungai—dan tubuhku, o tubuhku, adalah hotel bagi mereka yang pergi... tak pernah mau kembali. pikiranku? miniatur dalam skala satu banding satu—dari apa-apa yang tak pernah ada, yang mencurigakan, dan yang mencemaskan. kemari, kemarilah, tolong jawab kesintingan-kesintinganku: bahasa apakah airmatamu, dan airmataku—aku lelah, ingin mati dipelukmu?

2022 

 

Tiga dupa mati berkali dan eksistensi pun mendahului esensi.


Mencium Bunga Teratai

timur ke barat, selatan ke utara
dunia seperti punya keputusasaan
yang sama, yang buatku hendak
berkata: o Buddha, betapa hidup
memanglah Dukkha dari jerat karma
semenjak purbakala, Punarbhava—
dan Punaruppatti 

tiga dupa mati berkali 
dan eksistensi pun mendahului esensi. 
: o semoga semua keberadaan
lekas berbahagia dan lantas Vimutti. 

2022 


L'existence précède l'essence

hidup adalah permainan
catur yang sudah sekakmat
—bangsatnya, kita bahkan
tak tahu-menahu bagaimana
cara memainkannya 

"eksistensi berwarna putih, esensi berwarna hitam." satir Sartre dengan lirih¹. pion putih pun berjalan. hujan tiba-tiba saja berjatuhan, membanjiri ceruk-ceruk di mana airmata tuhan aman disimpan. kini, giliran pion hitam. malam jadi terang, menjadi hari yang tak pernah ada. daun kering jadi ranting, menjadi bebunga. seribu kebebasan terbuka, sejuta kutukan terbuka. pion putih berjalan lagi, kebebasan dan konsekuensi meledak tanpa sangsi—dalam satu ronde permainan papan sialan—yang takkan pernah bisa kita menangkan. 

pion hitam berlari, sembari marah, tak tentu arah—serupa sinar yang kehilangan mentarinya. baunya seperti eksistensialis muda yang ... baru saja menyadari: semua dilahirkan tanpa persetujuan. tak ada yang meminta dilahirkan. semua dipaksa menghidupi hidup—demi mengumpulkan sebanyak-banyaknya orang asing—untuk datang ke pemakamannya. 

2022 

¹ L'existence précède l'essence, eksistensi mendahului esensi, demikian menurut filsuf Prancis Jean-Paul Sartre (1905-1980), formula yang memungkinkan kita memahami pembentukan filosofi eksistensi. 


Di Mana Sejarah Bermula?

di atas tanah
di mana Qabil pernah
memecah kepala Habil
dengan penuh merah.

2022 

 

Baca juga: Sajak-sajak Cindy Wijaya 
Baca juga: Sajak-sajak Englandiva Akyla 
Baca juga: Sajak Kofe, Warung Puisi Pascakontemporer Indonesia 

 

 

 



Mochammad Aldy Maulana Adha, pengarang dan penerjemah, lahir di Bogor, Jawa Barat, 27 Maret 2000. Sedang menempuh Pendidikan Guru SD, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Djuanda. Buku-bukunya yang telah terbit, yaitu Timbul Tenggelam Philo-Sophia Kehidupan (2020), Timbul Tenggelam Spirit-Us Kehidupan (2020), dan Trias Puitika (Guepedia, Jakarta, 2021). Karya-karyanya tersebar di sejumlah media massa. Sehari-hari tinggal di Bogor. (SK-1) 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Iwan Jaconiah
Berita Lainnya