Headline
Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.
Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.
Kehadiran PLTMG Luwuk mampu menghemat ratusan miliar rupiah dari pengurangan pembelian BBM.
RAMADAN telah tiba dan umat Islam bersemangat menjalankan ibadah puasa wajib di bulan suci itu. Seperti ibadah-ibadah yang lain, puasa Ramadan memiliki hukum fikih yang perlu diketahui. Dengan demikian, puasa kita tidak menjadi sia-sia.
Hukum fikih puasa meliputi syarat wajib puasa, syarat sah puasa, rukun puasa, dan berbagai hal lain. Apa sajakah hukum fikih yang meliputi puasa? Berikut penjelasannya secara rinci.
1. Islam.
2. Baligh.
3. Berakal.
4. Sehat.
5. Bermukim (tidak musafir).
6. Suci (tidak haid dan nifas).
Baca juga : Bukan hanya Penetapan Idul Fitri, Banyak Beda Pendapat Ulama dalam Ibadah Puasa
1. Islam.
2. Berakal dan mumayyiz.
3. Suci (dari haid dan nifas).
4. Nyata masuknya bulan Ramadan.
1. Orang yang puasa.
2. Berniat.
3. Menahan diri dari perkara yang membatalkan puasa.
1. Makan dan minum dengan sengaja.
2. Memasukkan dengan sengaja benda ke dalam rongga yang terbuka, seperti lubang hidung, telinga, mulut, dan lubang kemaluan.
3. Muntah dengan sengaja.
4. Keluar haid dan nifas.
5. Gila.
6. Murtad.
7. Keluar mani dengan sengaja.
8. Bersetubuh di siang hari.
Baca juga : Memahami 6 Keutamaan Puasa Ramadan, Yuk Telaah Lebih Dalam!
1. Segera berbuka puasa.
2. Berbuka dengan kurma/juadah manis.
3. Baca doa buka puasa.
4. Melambatkan sahur.
5. Banyak membaca Al-Qur'an, zikir, selawat nabi, dan berbuat amal kebajikan.
6. Senantiasa bersedekah.
7. Jauhkan diri dari bercakap perkara yang sia-sia dan perbuatan yang tidak bermanfaat.
8. Mandi junub lebih awal sebelum masuk waktu subuh.
1. Suntik.
2. Berbekam.
3. Berkumur-kumur.
4. Memasukkan air ke rongga hidung secara berlebihan.
5. Mandi yang berlebihan.
6. Mengecap makanan di ujung lidah.
1. Berdusta.
2. Ghibah.
3. Ado domba.
4. Sumpah palsu.
5. Memandang seseorang dengan nafsu syahwat.
6. Mengeluarkan kata-kata keji atau cacian maki.
Baca juga : 10 Sunah dalam Puasa Menurut Syaikh Nawawi Al-Bantani
1. Orang sakit yang ada harapan untuk sembuh.
2. Orang yang musafir (bukan untuk maksiat).
3. Orang yang haid dan nifas.
4. Orang yang meninggalkan niat puasa.
5. Orang yang sengaja melakukan perkara-perkara yang membatalkan puasa.
6. Orang yang mabuk.
7. Orang yang sangat lapar dan dahaga.
1. Mereka yang tidak dapat meng-qada puasa sehingga masuk Ramadan kali kedua. Fidyahnya 1½ liter beras untuk setiap hari yang ditinggalkan di samping meng-qada' puasa bagi setahun yang tertinggal. Kalau tidak di-qada' juga sehingga melampaui 2 tahun, dikenakan 3 liter tetapi puasa tetap juga 1 hari (tiada tambahan).
2. Orang sakit yang tidak ada harapan untuk sembuh.
Baca juga : Bacaan Niat Puasa Ramadan Sebulan Penuh dan setiap Malam
3. Orang yang terlalu tua dan tidak berdaya untuk berpuasa.
4. Orang yang ada qada' puasa tetapi meninggal dunia sebelum sempat berbuat demikian. Fidyahnya dikeluarkan oleh kerabat almarhum yang diambil dari harta pusakanya.
5. Perempuan yang mengandung atau menyusukan anaknya perlu meng-qada' puasa dan membayar fidyah 1½ liter beras bagi setiap hari yang ditinggalkan sekiranya dia meninggalkan puasa karena mengkhawatirkan anaknya. Namun, sekiranya dia khawatir terhadap diri sendiri, dia hanya wajib meng-qada' puasanya.
Baca juga : Hal-Hal yang Membatalkan Puasa
Orang yang bersetubuh pada siang hari bulan Ramadan, suami-istri tersebut perlu meng-qada' puasa tersebut. Suami wajib membayar kifarat (denda).
1. Memerdekakan seorang budak.
2. Berpuasa 2 bulan berturut-turut tanpa terputus jika hal pertama tidak dapat dijalankan.
Baca juga : Niat Puasa Ramadan Sebulan Penuh dan setiap Malam
3. Memberi makan kepada 60 orang fakir miskin jika hal kedua tidak dapat dijalankan.
Jika persetubuhan itu dilakukan karena terlupa, tidak tahu tentang keharamannya, atau dipaksa berbuat hal itu, keduanya tidak dikenakan kifarat.
1. Puasa umum: sekadar menahan makan, minum, dan berjimak.
Baca juga : Tiga Doa Menggapai Ramadan agar Ibadah Diterima
2. Puasa khusus: memelihara mata, telinga, lidah, tangan, dan kaki daripada melakukan dosa selain menahan diri daripada perkara di atas.
3. Puasa khusus al-khusus: merangkum puasa di atas dan disempurnakan pula dengan puasa hati daripada semua keinginan zahir dan batin.
1. Orang yang hilang daya upaya seperti sakit yang apabila berpuasa akan menambahkan keuzuran.
2. Orang musafir.
3. Orang yang terlalu tua dan amat lemah.
4. Orang yang tersangat lapar dan dahaga.
5. Perempuan hamil/menyusukan anaknya yang apabila berpuasa boleh memudaratkan diri atau anak yang disusui itu.
Nah itulah sekelumit fikih seputar puasa Ramadan. Semoga bermanfaat. (Z-2)
Program ini menjadi bukti bahwa Ramadan tak hanya sebagai momen ritual ibadah semata, tetapi langkah nyata memperkuat solidaritas sosial.
Kesejahteraan masyarakat mengalami penurunan selama Ramadan hingga Idul Fitri 2025. Hal ini tercermin dari data Survei Konsumen Bank Indonesia (BI) per Maret 2025.
Pembahasan tentang puasa Syawal terkait dalil hukum dan beda pendapat mazhab, nilainya seperti puasa setahun, orang yang tidak berpuasa Ramadan, dan niat puasa Syawal. Berikut penjelasannya.
Pada momen Ramadan dan Lebaran, kesehatan kulit harus dijaga agar tidak terpengaruh dengan pola makan, hidrasi, dan gaya hidup.
Melalui program Hampers Produk Mustahik ini, Baznas telah melakukan Kurasi Produk untuk mendukung UMKM binaannya dalam memproduksi kue-kue berkualitas.
Pernah membayangkan Ramadan terjadi dua kali dalam satu tahun? Jika melihat kalender, fenomena unik ini akan terjadi pada 2030 nanti.
Puasa enam hari Syawal harus berurutan atau boleh terpisah, hukum membatalkan puasa Syawal, dan saat silaturahmi sebaiknya melanjutkan puasa Syawal atau boleh dibatalkan.
FIKIH puasa kali ini membahas tiga permasalahan yang dipertanyakan umat Islam. Persoalan itu ialah hukum keluar mani akibat film porno saat puasa, suntik vaksin, dan kotoran BAB masuk kembali.
FIKIH puasa kali ini membahas tiga permasalahan yang banyak dipertanyakan umat Islam. Persoalan itu ialah hukum mimpi basah saat puasa, onani saat puasa, dan menelan ludah.
FIKIH puasa kali ini membahas empat permasalahan yang banyak dipertanyakan umat Islam. Persoalan itu ialah hukum ngupil saat puasa, merokok saat puasa, isap asap rokok teman, dan tes swab.
Niat fidyah puasa bagi orang sakit keras dan lansia, perempuan hamil atau menyusui, terlambat melakukan qada puasa Ramadan, dan utang puasa orang yang sudah meninggal dunia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved