Headline

Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.

Fokus

Kehadiran PLTMG Luwuk mampu menghemat ratusan miliar rupiah dari pengurangan pembelian BBM.

Meningkatkan Pahala dengan Menjaga Lisan di Bulan Ramadan

Putra Ananda
22/4/2021 21:33
Meningkatkan Pahala dengan Menjaga Lisan di Bulan Ramadan
Ketua Umum PB NU Prof. DR. KH Said Aqil Siradj mengisi tausiah via daring saat kunjungan PBNU di komplek Media Group, Jakarta, Kamis (22/4).(MI/Andri Widiyanto.)

SELAMA satu bulan penuh umat Islam di seluruh dunia melaksanakan puasa untuk menyempurnakan ibadahnya di bulan suci Ramadan 1442 Hijriah. Selama berpuasa, umat Islam menahan lapar, haus, serta hawa nafsu dari matahari terbit hingga terbenam.

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj dalam tausiahnya di acara buka bersama dan silaturahim antara Media Group News (MGN) dengan PBNU menjelaskan bahwa selama menjalankan ibadah puasa, umat Islam juga wajib menjaga lisan dari kata-kata yang bisa menyakiti hati orang lain. Tanpa lisan yang baik, pahala yang didapat dari menahan haus dan lapar sepanjang hari akan menjadi sia-sia.

"Ibadah puasa merupakan saat yang tepat bagi kita untuk menjaga diri dari perbuatan yang bisa merugikan orang lain, termasuk menjaga lisan kita dengan tidak melakukan fintah, dengki, adu domba, dan menyebar hoaks," ungkap Said Aqil secara daring kepada peserta yang mengikuti kegiatan buka puasa dan ramah tamah yang berlangsung di Grand Lobby Gedung Metro TV, Jakarta, Kamis (22/4).

Hadir dalam acara tersebut antara lain CEO Media Group Mirdal Akib, Direktur Pemberitaan Media Indonesia Gaudensius Suhardi, Ketua PBNU Guz Aizuddin Abdurrahman, Wakil Katib Harian Syuriah PCINU Tiongkok Budy Sugandi, anggota Lembaga Dakwah NU PCINU Tiongkok Muhammad Fadlika. Acara ini diikuti juga secara hibrida dan disaksikan oleh diaspora NU yang tersebar di seluruh dunia.

Pada Ramadhan kali ini, Said Aqil kembali mengajak umat Islam Tanah Air untuk sama-sama meningkatkan ibadah dengan menjaga lisan yang baik. Bangsa yang mampu menjaga lisannya merupakan bangsa yang bermartabat. Jika tidak, bangsa ini akan terjebak sebagai bangsa penggunjing, penyebar fitnah, dan sumber malapetaka bagi bangsa sendiri atau bangsa lain.

"Begitu juga dengan ibadah salat. Dengan melaksanakan salat berarti kita sedang berdoa dan berkomunikasi dengan Allah. Komunikasi yang baik dengan Allah harus selaras dengan komunikasi kita kepada sesama yang merupakan mahluk ciptaan-Nya," ujarnya.

Menurut Said Aqil, keberagaman yang dimiliki bangsa Indonesia merupakan anugerah yang harus terus dijaga. Keberagaman merupakan sunnahtullah, bukan sesuatu yang terjadi secara kebetulan. Allah memang menciptakan dunia ini dengan segala keberagamannya.

"Ini (keberagaman) sudah merupakan hal yang paling baik. Tidak perlu kita memprovokasi untuk melakukan perpecahan satu sama lain. Tidak usah kita ingin menggebu-gebu memaksakan kehendak agar semua menjadi Islam, tidak akan bisa," ungkapnya.

Dalam kesempatan yang sama, hadir secara langsung yakni Ketua PBNU Gus Aizuddin Abdurrahman (Guz Aiz) berpesan agar umat Islam bisa terus tetap bersyukur kendati masih menjalani ibadah puasa di tengah pandemi covid-19. Ibadah puasa di tahun ini sudah jauh lebih baik jika dibandingkan dengan tahun lalu di mana pandemi covid-19 baru masuk ke Tanah Air.

"Kita harus tetap bersyukur diberi kesempatan memasuki Ramadan. Ini kesempatan sangat istimewa. Bagaimana pun hal-hal yang mungkin biasa dilakukan di luar bulan Ramadan jadi luar biasa," ungkapnya.

Sementara itu, CEO Media Group Mirdal Akib mengungkapkan meski dengan protokol kesehatan yang ketat, kegiatan silaturahim dan buka puasa bersama secara tatap muka dengan PBNU kali ini merupakan hal yang dirindukan. Jika dibandingkan dengan tahun lalu, umat Islam sama sekali tidak bisa melaksanakan kegiatan silaturahim secara langsung.

"Situasi saat ini sangat kita rindukan. Kita masih ingat tahun lalu sangat mencekam. Tidak ada yang berkumpul. Di jalan juga sepi. Semua di rumah. Alhamdulilah sekarang kita bisa berkumpul, meski dengan tetap menjalani protokol kesehatan," ungkapnya.

Oleh karena itu, Mirdal mengungkapkan masih banyak hal yang bisa disyukuri sepanjang pandemi covid-19 selama 1 tahun. Saat ini rumah-rumah ibadah berangsur-angsur sudah mulai dibuka kembali. Suasana ibadah tahun ini tentu sudah jauh berbeda dengan 1 tahun sebelumnya. Semua ini tidak lepas dari berkat dukungan dan dorongan yang dilakukan oleh pemerintah dalam penanganan pandemi covid-19.

"Inilah alasan kita mengguna tema Ramadhan penuh syukur. Kami harap dengan tetap menjaga silaturahim khususnya dengan teman-teman PBNU dan Diaspora Ikatan Cendekiawan NU di seluruh dunia kita tetap bisa menggabungkan antara kegiatan new normal kita dengan kegiatan silaturahim kita. Ini nikmat yang terus kita syukuri," ungkapnya. (OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Renungan Ramadan
Cahaya Hati
Tafsir Al-Misbah