Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Kisah Sukses Tukiyem, Peternak Mustahik Baznas Magelang

Zubaedah Hanum
17/4/2021 15:40
Kisah Sukses Tukiyem, Peternak Mustahik Baznas Magelang
Tukiyem, Srikandi Peternak Asal Magelang yang Berkembang Bersama Baznas.(Baznas)

MENJADI tulang punggung keluarga tidaklah mudah, terlebih bagi seorang wanita. Itulah yang dirasakan Tukiyem, wanita asal Magelang, Jawa Tengah, yang terus berjuang untuk menghidupi keluarganya.

Setelah suaminya meninggal dunia delapan tahun lalu, Tukiyem harus bekerja keras untuk menafkahi dua putranya, Nurul Huda dan Ahmad Nurrifai. Kesehariannya sebagai peternak dan bekerja serabutan membuatnya kerap kesulitan memenuhi kebutuhan kedua anaknya.
 
Meski begitu, Tukiyem tak patah arang. Baginya apapun pekerjaan yang penting halal dan bisa dilakukan akan diambilnya, demi biaya sekolah Nurul dan Ahmad agar bisa mencapai cita-citanya.

Kehidupan Tukiyem mulai mendapat titik terang pada tahun 2018 saat berkesempatan bergabung jadi salah satu salah satu peternak mustahik Balai Ternak Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Magelang. Ia menjadi peternak perempuan satu-satunya dari 20 peternak yang tergabung dalam Balai Ternak Baznas Magelang.

“Buah adanya pendampingan intensif dari LPPM Baznas, Balai Ternak Magelang sudah panen lebih dari sepuluh kali dalam setahun. Sehingga, saya tidak lagi kesusahan memberikan uang saku untuk anak-anak saya setiap harinya,” ujar Tukiyem, seperti dilansir dari laman Baznas, Sabtu (17/4).

Beternak memang bukan dunia baru bagi Tukiyem. Sejak kecil ia sudah terbiasa diajak beternak oleh orangtuanya, sehingga membuat Tukiyem sangat dekat dengan domba. Bagi Tukiyem beternak bukan hanya tentang membesarkan bobot domba yang dirawat, tapi juga tentang harapan untuk mengubah perekonomian keluarga.

Berkat bergabung menjadi peternak Balai Ternak Baznas, kini banyak perubahan yang Tukiyem rasakan. Kerja kerasnya menjadi peternak dan petani ladang di Desa Banyusidi, Kecamatan Pakis, bisa mencukupi kebutuhan ekonomi keluarganya dan menyekolahkan kedua anaknya.

Dari Baznas, Tukiyem dan para peternak lainnya memperoleh bantuan 9 ekor domba untuk pembibitan. Saat ini, jumlah ternak yang dimiliki dan dirawat oleh Tukiyem sebanyak 12 ekor.

Sehari-harinya bersama peternak mustahik lainnya Tukiyem memberikan pakan ternak, mengumpulkan kotoran ternak untuk dijadikan pupuk, memeriksa kondisi ternak, dan melakukan pencatatan kondisi hewan ternak.

Meski menjadi satu-satunya peternak perempuan di Balai Ternak Baznas Magelang, hal itu tak menyurutkan semangatnya terus belajar cara beternak yang baik, mulai dari manajemen pakan, kesehatan ternak, hingga reproduksi ternak.
 
Pendampingan dari Baznas tentang ilmu seputar peternakan juga rutin dihadirinya. Hal tersebut membuat Tukiyem semakin giat untuk merawat dombanya. Ia berharap saat menjelang Hari Raya Idul Adha nanti, kambing-kambingnya terjual dengan harga sepadan.
   
Ketangguhan Tukiyem sebagai peternak perempuan tidak hanya menginspirasi peternak mustahik Baznas, tapi juga Komunitas Ibu Cerdas Indonesia (KICI). Pada Desember 2019, Tukiyem, mendapatkan penghargaan sebagai Tokoh Ibu Inspiratif di bidang peternakan dari Komunitas Ibu Cerdas Indonesia (KICI).

Penghargaan tersebut diberikan pada 8 Desember 2019 yang diserahkan langsung oleh ketua KICI, Ratih Sanggarwati dan Eny selaku pemilik BNF training center di Pusat Pelatihan Domba Bhumi Naerya, di Dusun Kemiribo, Desa Tritis, Sleman, DIY.
   
Penghargaan ini sebagai bentuk apresiasi dari KICI kepada Tukiyem. Ia mendapatkan tambahan satu ekor domba untuk bisa dirawat dan dikembangkan.
 
Tukiyem sangat bersyukur bisa menjadi bagian dari Balai Ternak Magelang, sehingga meningkatkan kapasitas dirinya. Tukiyem bermimpi untuk terus menjadi peternak perempuan yang tangguh dan berdaya.

Seperti diketahui, Baznas merupakan badan resmi dan satu-satunya yang dibentuk oleh pemerintah berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 8 Tahun 2001 yang memiliki tugas dan fungsi menghimpun dan menyalurkan zakat, infak, dan sedekah (ZIS) pada tingkat nasional. Lahirnya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat semakin mengukuhkan peran Baznas sebagai lembaga yang berwenang melakukan pengelolaan zakat secara nasional. Salah satu sasaran Baznas adalah meningkatkan manfaat ZIS-DSKL (Dana Sosial Keagamaan lainnya) dalam upaya pengentasan kemiskinan, peningkatan kesejahteraan ummat, dan pengurangan kesenjangan sosial. (H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum
Berita Lainnya
Renungan Ramadan
Cahaya Hati
Tafsir Al-Misbah