Headline
BANGSA ini punya pengalaman sejarah sangat pahit dan traumatis perihal kekerasan massal, kerusuhan sipil, dan pelanggaran hak asasi manusia
BANGSA ini punya pengalaman sejarah sangat pahit dan traumatis perihal kekerasan massal, kerusuhan sipil, dan pelanggaran hak asasi manusia
Presiden Prabowo Subianto menyebut anggota kepolisian dapat melakukan kesalahan dalam melaksanakan tugasnya. Itu berkaitan dengan adanya korban sipil dari tindakan pengamanan yang dilakukan oleh anggota polri dalam aksi unjuk rasa beberapa hari terakhir yang berujung ricuh dan menewaskan warga sipil.
"Polisi kadang-kadang, iya namanya, menegakkan hukum, kadang-kadang ada yang khilaf, kadang-kadang ada yang keterpaksaan," ujarnya seusai mengunjungi RS Polri, Jakarta, Senin (1/9).
Kepala Negara menambahkan, Kapolri juga telah memastikan bakal menindaktegas anggota yang telah keliru mengambil tindakan di lapangan hingga menyebabkan korban luka maupun jiwa.
"Ini sedang diselidiki, kalau ada kesalahan akan ditindak, tapi jangan lupa puluhan petugas yang berkorban, polisi siang malam menjaga keamanan di seluruh pelosok Tanah Air," tutur Prabowo.
"Di Sulawesi Selatan ada 4 ASN, orang tidak bersalah, orang tidak berpolitik menjadi korban, gedung DPR dibakar. Ini tindakan-tindakan makar ini. Ini bukan penyampaian aspirasi," tambah dia.
Kepala Negara meyakini ada dalang dibalik kericuhan dalam aksi unjuk rasa di sejumlah daerah beberapa hari terakhir ini. Indikasi-indikasi makar juga menurutnya terlihat cukup nyata.
"Sudah ada indikasi-indikasi dan kita akan tidak ragu-ragu. Saya tidak ragu-ragu membela rakyat. Saya akan hadapi mafia-mafia yang sekuat apapun saya hadapi atas nama rakyat," kata Prabowo.
Sementara itu Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit menyatakan pihaknya tengah menyelidiki dan melakukan pendalaman terkait tewasnya mahasiswa Universitas Amikom Yogyakarta Rheza Sendy Pratama.
"Ya saya kira semuanya sudah jelas kan apa yang terjadi. Saat ini sedang dilaksanakan pendalaman meninggalnya karena apa," kata dia. (E-3)
Massa tetap bertahan di jalan lingkar walau diberondong gas air mata. Sesekali mereka merangsek ke depan Mapolda ketika efek gas air mata sudah memudar.
Aparat di lapangan agar lebih persuasif dan humanis, serta tidak bertindak brutal dalam mengamankan warga
PP KAMMI menilai insiden pelindasan seorang peserta aksi oleh polisi menggunakan mobil taktiks Baracuda menambah panjang daftar tindakan represif aparat dalam menangani demonstrasi.
Total sebanyak 44 orang dibawa ke markas polisi setelah aksi berlangsung ricuh di depan Gedung DPRD Sumut.
Petugas kepolisian yang berjaga langsung menembakkan air untuk mengurai massa. Merespon halauan polisi, massa aksi kemudian membalas dengan melempari petugas dengan benda keras.
Pertandingan PSM Makassar vs Persebaya Surabaya, yang semula dijadwalkan pada 31 Agustus 2025 ditangguhkan hingga waktu yang akan ditentukan kemudian.
AKTIVIS HAM Robertus Robet mengimbau para peserta aksi unjuk rasa di berbagai daerah untuk bisa menahan diri dan tidak mudah terhasut provokator hingga bersikap anarkis.
Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Maluku, Faisal Sarif Hayoto, mengingatkan pemuda dan massa aksi untuk selalu menjaga ketertiban dalam menyampaikan aspirasi.
Koalisi Masyarakat Sipil mengecam pernyataan Prabowo yang menyebut demonstran sebagai pelaku makar dan terorisme.
Duka mendalam atas jatuhnya korban jiwa dalam aksi unjuk rasa yang bermula di DPR RI dan meluas ke berbagai daerah sejak Kamis (28/8).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved