Headline
BANGSA ini punya pengalaman sejarah sangat pahit dan traumatis perihal kekerasan massal, kerusuhan sipil, dan pelanggaran hak asasi manusia
BANGSA ini punya pengalaman sejarah sangat pahit dan traumatis perihal kekerasan massal, kerusuhan sipil, dan pelanggaran hak asasi manusia
GELOMBANG demonstrasi dari berbagai elemen masyarakat terus meluas di sejumlah daerah. Aksi ini tidak hanya menimbulkan benturan antara aparat dan masyarakat, tetapi juga memicu pernyataan sikap dari berbagai organisasi pemuda lintas iman.
Dalam pernyataan resmi yang disampaikan Minggu (31/8) di Jakarta, gabungan organisasi pemuda dari lintas agama, seperti GP Ansor, Pemuda Muhammadiyah, Pemuda Katolik, GAMKI, Gemabudhi, Peradah, Gema Khonghucu, GPII, dan Gema Mathla'ul Anwar menekankan pentingnya tanggung jawab politik, baik dari partai maupun aparat keamanan.
Salah satu poin utama dalam pernyataan mereka adalah mendesak pimpinan partai politik untuk bersikap tegas terhadap para anggotanya di DPR.
“Mendesak pimpinan partai politik segera memberhentikan para anggota DPR RI dan pengurus partai yang mengeluarkan pernyataan yang provokatif dan melukai hati rakyat serta menginstruksikan kepada seluruh kader partai untuk menjaga ucapan serta lebih berempati kepada persoalan rakyat,” demikian bunyi pernyataan tersebut.
Organisasi pemuda lintas iman menilai, komentar provokatif para politisi hanya memperkeruh situasi di tengah ketegangan antara masyarakat dan pemerintah. Mereka menegaskan, empati terhadap kesulitan rakyat seharusnya menjadi sikap utama, bukan justru memperburuk keadaan dengan pernyataan yang melukai hati publik.
Selain itu, mereka juga menyoroti sikap aparat keamanan dalam menangani demonstrasi. Menurut mereka, Polri dan TNI harus hadir sebagai penjaga keamanan yang mengedepankan profesionalitas, bukan tindakan represif.
“Meminta Polri dan TNI untuk menjaga keamanan dengan terukur, tidak represif kepada masyarakat yang melakukan aksi demo damai, serta menindak tegas para pelaku aksi anarkis yang memicu huru-hara serta melakukan perusakan, pembakaran, dan penjarahan,” tandas mereka.
Pernyataan ini sekaligus menjadi menegaskan hak masyarakat hak untuk menyampaikan aspirasi secara damai, sementara negara berkewajiban memastikan keamanan tanpa menekan kebebasan berekspresi.
Gabungan organisasi pemuda lintas iman menutup sikapnya dengan seruan “Mari Kita #JagaIndonesia”, menekankan pentingnya menjaga persatuan serta mendorong ruang dialog antara masyarakat, tokoh agama, dan pemangku kebijakan agar eskalasi konflik tidak semakin meluas.
Pernyataan sikap ini ditandatangani langsung oleh para pimpinan organisasi lintas iman, antara lain Dzulfikar Ahmad Tawalla (Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah), Addin Jauharuddin (Ketua Umum GP Ansor), Stefanus Gusma (Ketua Umum Pemuda Katolik), Sahat Martin Philip Sinurat (Ketua Umum GAMKI), Kris Tan (Ketua Umum Pemuda Khonghucu), Putu Yoga Saputra (Ketua Umum Pemuda Peradah), Wiryawan (Wakil Ketua Umum Pemuda Gemabudhi), Masri Ikoni (Ketua Umum Pemuda GPII), dan Ahmad Nawawi (Ketua Umum Gema Mathla'ul Anwar).
Secara terpisah, Presiden Prabowo Subianto menyampaikan, delapan partai di parlemen telah bersepakat untuk mencabut sejumlah kebijakan sesuai dengan tuntutan publik. Para pimpinan DPR menyampaikan akan mencabut tunjangan bagi anggota DPR. DPR juga akan menetapkan moratorium kunjungan kerja ke luar negeri.
Sementara itu, setelah Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach dinonaktifkan sebagai anggota DPR dari Fraksi Nasdem, kini giliran Partai Amanat Nasional (PAN) yang memutuskan untuk menonaktifkan Eko Hendro Purnomo atau Eko Patrio dan Surya Utama atau Uya Kuya sebagai anggota DPR. Penonaktifan Sahroni dan Nafa berlaku efektif per Senin (1/9).
Para alumni UNJ mendesak penegakan hukum yang tegas terkait meninggalnya pengemudi ojek online Affan Kurniawan
Menhan Sjafrie Sjamsoeddin meminta aparat tindak tegas pelaku penjarahan yang mengancam keselamatan pribadi dan aset negara.
Terlepas dari ada atau tidak adanya keterlibatan aparat dalam kasus penculikan kacab bank, ISESS menilai kasus ini merupakan bentuk kejahatan kemanusiaan.
Pelanggaran terhadap hak asasi manusia serta buruknya pelayanan kepolisian kepada masyarakat merupakan fakta yang dirasakan publik.
Dengan masih adanya praktik penyiksaan dalam proses-proses penyelidikan maupun penyidikan, maka itu tidak akan memecahkan suatu perkara
Perempuan Jaga Indonesia juga menyoroti keterlibatan anak-anak di bawah umur, termasuk pelajar SMP yang ikut serta dalam demonstrasi tanpa sepengetahuan orangtua
Di sisi lain, pemerintah juga tidak boleh membatasi masyarakat dalam menggunakan media sosial karena itu dijamin oleh konstitusi.
KETUA Umum Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI), Jacklevyn Manuputty menyerukan kepada masyarakat agar tidak membiarkan amarah mengaburkan akal sehat.
Laskar Merah mengimbau masyarakat untuk tetap fokus pada substansi aspirasi, bukan pada provokasi.
Jadwal tersebut sudah berlaku sejak lama dan bukan hari Kamis ini saja. Adapun kunjungan kerja itu bertujuan untuk Anggota DPR RI melaksanakan pengawasan ke lapangan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved