Headline
Sedikitnya 30% penggilingan gabah di Jawa Tengah menutup operasional.
Sedikitnya 30% penggilingan gabah di Jawa Tengah menutup operasional.
INDONESIA resmi memproklamasikan kemerdekaannya pada Jumat, 17 Agustus 1945. Pembacaan naskah proklamasi dilakukan Ir Soekarno di kediamannya, Jalan Pegangsaan Timur No. 56, Djakarta.
Pembacaan itu dilakukan pukul 10.00 WIB di hadapan masyarakat yang hadir dengan penuh harapan dan semangat baru. Peristiwa ini menandai tonggak penting dalam sejarah perjuangan bangsa.
Setelah dijajah selama ratusan tahun, rakyat Indonesia akhirnya mendapatkan berita kemerdekaan dari para pemimpin mereka. Proklamasi ini juga menandai akhir dari pemerintahan Jepang dan Belanda di tanah Indonesia.
Namun, banyak yang tidak menyadari bahwa kondisi kesehatan Soekarno saat membaca proklamasi tidak baik. Ia sedang mengalami demam akibat malaria tertiana. Kesehatannya menurun sejak malam sebelum proklamasi.
Meskipun merasa menggigil, ia tetap bertekad untuk bangun dan menjalankan tugasnya pagi itu. Soekarno bangkit sekitar pukul 09.00 WIB dengan bantuan beberapa orang terdekatnya. Setengah jam setelahnya, ia keluar rumah bersama Mohammad Hatta.
Keduanya berdiri di depan mikrofon sederhana dan disambut dengan tepuk tangan dari warga yang hadir. Pembacaan naskah berlangsung kurang dari satu menit. Walaupun pendek, isi kalimat dalam naskah tersebut memiliki makna yang sangat mendalam. Teks itu secara jelas menyatakan Indonesia telah merdeka dengan kekuatan sendiri, tanpa campur tangan dari pihak lain.
Teks proklamasi yang kita kenal sekarang ternyata terdiri dari dua versi. Versi awal berupa naskah tulisan tangan yang dikenal sebagai “naskah klad” dan ditulis langsung oleh Soekarno. Ia menyusunnya setelah mendiskusikan isi proklamasi bersama Mohammad Hatta dan Achmad Soebardjo di kediaman Laksamana Maeda.
Versi kedua merupakan naskah hasil ketikan yang dikenal dengan sebutan “naskah otentik”. Naskah ini diketik oleh Sayuti Melik, yang melakukan beberapa perubahan redaksional, seperti mengganti kata “hal2” menjadi “hal-hal” dan “tempoh” menjadi “tempo”.
Di bagian bawah naskah terdapat tulisan “Djakarta, 17-8-’05”. Banyak orang beranggapan bahwa angka “05” merupakan suatu kekeliruan.
Namun, sebetulnya, angka tersebut mengikuti sistem penanggalan Jepang. Tahun 2605 adalah tahun yang berlaku pada saat itu, karena Indonesia masih berada di bawah pendudukan Jepang.
Suara Soekarno yang kerap terdengar dalam berbagai dokumenter bukan merupakan rekaman asli tahun 1945. Rekaman itu sebenarnya dibuat ulang pada tahun 1951 di studio Radio Republik Indonesia, Jakarta.
Jusuf Ronodipuro adalah teknisi yang bertanggung jawab untuk merekam suara ulang itu. Sebab, pada saat proklamasi tidak ada yang merekam suara tersebut. Alat-alat rekaman pada masa itu sangat terbatas. Oleh karena itu, Soekarno diminta untuk membaca ulang teks proklamasi agar rekaman suara dapat dihasilkan.
Selain teks dan suara, bendera merah putih juga merupakan elemen penting dalam upacara proklamasi. Bendera itu dijahit oleh Fatmawati, istri Soekarno, beberapa hari sebelum peristiwa bersejarah tersebut berlangsung.
Kain yang digunakan untuk bendera diperoleh dari seorang perwira Jepang bernama Chairul Basri. Bendera ini nantinya dikibarkan oleh Latief Hendraningrat dan Suhud, dua pemuda yang mendapat kepercayaan untuk menjalankan tugas pada upacara tersebut.
Kini, bendera tersebut dikenal sebagai Sang Saka Merah Putih dan disimpan di Istana Negara.
Awalnya, upacara proklamasi direncanakan berlangsung di Lapangan Ikada, yang sekarang dikenal sebagai kawasan Monas. Namun, rencana ini dibatalkan karena adanya kekhawatiran Jepang akan mengganggu jalannya acara.
Para pemuda dan tokoh nasional kemudian sepakat untuk melaksanakan proklamasi di kediaman Soekarno. Walaupun tampak biasa, acara tersebut dilaksanakan dengan serius dan dipenuhi antusiasme.
Warga datang dengan membawa harapan yang baru. Mereka yakin kebebasan bukan sekedar ucapan, melainkan juga suatu perjuangan yang akan terus berlanjut. (ruang guru/Z-2)
Awalnya proklamasi kemerdekaan RI direncanakan di Lapangan Ikada. Namun, Soekarno memutuskan membacakannya di rumah. Ini alasan di balik keputusannya.
Aksi pemuda menculik Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok pada 16 Agustus 1945 jadi kunci penting dalam percepatan proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Fakta-fakta menarik ini memberikan gambaran yang lebih mendalam tentang dinamika perjuangan dan kontribusi beragam pihak dalam meraih kemerdekaan.
Rayakan HUT ke-80 RI dengan mengenang perjuangan bangsa melalui kunjungan ke situs bersejarah.
Rayakan HUT RI ke-80 di Swiss-Belresort Dago Heritage Bandung dengan diskon 15% menginap dan promo kuliner mulai Rp80 ribu.
Rayakan HUT RI dengan mengenal tradisi unik 17 Agustus di berbagai daerah Indonesia.
Artotel Group merayakan HUT RI ke-80 lewat kampanye “Waktu Indonesia Semarak” di seluruh jaringan hotelnya.
Di balik Proklamasi 17 Agustus 1945, ada tokoh-tokoh hebat seperti Sayuti Melik, Mendur Bersaudara, Fatmawati, dan WR Soepratman.
Media sosial dapat menjadi sarana efektif untuk menumbuhkan semangat nasionalisme di kalangan generasi muda.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved