Headline
Ketegangan antara bupati dan rakyat jangan berlarut-larut.
Ketegangan antara bupati dan rakyat jangan berlarut-larut.
PERUMUSAN teks proklamasi dilakukan di rumah Laksamana Tadashi Maeda, seorang perwira Jepang yang berperan penting bagi kemerdekaan Indonesia. Pada 16 dan 17 Agustus 1945, para tokoh pendiri bangsa, termasuk Soekarno, Mohammad Hatta, dan Ahmad Soebardjo, merumuskan naskah penting di rumah ini.
Pemilihan rumah Laksamana Maeda bukan tanpa alasan. Tempat tersebut dipilih karena sikap Maeda yang memberikan jaminan keselamatan pada Bung Karno dan tokoh-tokoh lainnya. Karena simpati terhadap perjuangan bangsa Indonesia, ia mengizinkan rumahnya dipakai sebagai lokasi pertemuan untuk menyusun teks proklamasi.
Berikut penyebab lain mengapa penyusunan teks proklamasi berlokasi di rumah Laksamana Maeda:
Laksamana Maeda, seorang perwira Angkatan Laut Jepang. Ia dikenal memiliki pandangan yang lebih terbuka dibanding perwira Angkatan Darat. Hal itu karena pengalamannya yang pandai berbahasa asing.
Ia bahkan mendirikan asrama untuk nasionalis muda dan menghadirkan tokoh-tokoh terkemuka sebagai tenaga pengajar. Sikap Maeda menuai simpatik dan terbuka terhadap para nasionalis sehingga membuatnya dihormati. Akhirnya ia memberikan ruang untuk melakukan aktivitas penting bagi masa depan bangsa.
Penyusunan teks proklamasi dilakukan di ruang makan rumah Laksamana Maeda, ia sebagai tuan rumah mengundurkan diri tidur ke kamarnya ketika peristiwa bersejarah tersebut sedang berlangsung. Perumusan tersebut ditemani Miyoshi, orang kepercayaan Mayor Jenderal Nishimura yakni kepala pemerintahan umum bersama Sukarni, Sudiro, dan B.M. Diah menyaksikan Soekarno, Hatta, dan Soebardjo membahas mengenai rumusan teks proklamasi.
Di ruang makan tersebut, menjelang tengah malam, rumusan teks proklamasi yang akan dibacakan esok harinya sedang disusun. Soekarno menuliskan konsep proklamasi pada secarik kertas. Sementara itu, Hatta dan Ahmad memberikan sumbangan pemikiran mereka secara lisan.
Waktu menunjukkan pukul 04.00 pagi hari, Soekarno menyampaikan bahwa situasi mendesak sehingga mengharuskan proklamasi kemerdekaan dilaksanakan secepatnya. Ia membacakan rancangan teks dan mengusulkan agar naskah dapat ditanda tangani oleh wakil bangsa Indonesia, disetujui oleh Hatta.
Namun, usulan ini ditolak para pemuda, mereka tidak setuju jika tokoh-tokoh yang dianggap pro Jepang ikut menandatangani. Setelah berbagai diskusi, Sukarni mengusulkan agar naskah tersebut cukup ditandatangani oleh Soekarno dan Hatta atas nama bangsa Indonesia. (umsu/setneg/Z-2)
Kisah lengkap sejarah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved