Headline

Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.

Peran Peremuan Dalam perjuangan Kemerdekaan: Dari Medan Juang hingga Meja Politik

Muhammad Ghifari A
09/8/2025 10:45
Peran Peremuan Dalam perjuangan Kemerdekaan: Dari Medan Juang hingga Meja Politik
Ilustrasi(Indoprogres)

KISAH perjuangan untuk kemerdekaan Indonesia sering kali lebih fokus pada narasi pahlawan pria. Di balik narasi tersebut, terdapat kontribusi nyata dari para perempuan yang berjuang keras dalam penulisan sejarah.

Perempuan Indonesia memiliki peranan penting, bukan hanya sebagai pendukung, melainkan juga sebagai penggerak utama perlawanan, pengajar, serta politisi yang handal. Sumbangsih mereka meliputi berbagai sektor, yang menegaskan perjuangan untuk kemerdekaan merupakan usaha bersama dari seluruh rakyat.

Partisipasi mereka dapat dilihat sejak awal perjuangan nasional. Figur-figur seperti R. A. Kartini dan Dewi Sartika dikenal sebagai pelopor pendidikan bagi perempuan, dengan keyakinan bahwa kemerdekaan suatu bangsa bergantung pada kaum perempuan yang terdidik.

Dengan mendirikan sekolah-sekolah, mereka menciptakan peluang bagi perempuan untuk memperoleh pengetahuan dan pemahaman politik. Di Sulawesi Utara, Maria Walanda Maramis juga mendirikan organisasi Percintaan Ibu Kepada Anak Temurunnya (PIKAT) yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan wanita di bidang sosial dan ekonomi.

Di lapangan tempur, perempuan menunjukkan keberanian luar biasa. Nama-nama seperti Cut Nyak Dien dari Aceh telah menjadi simbol perlawanan melawan penjajah Belanda.

Dalam konteks yang lebih besar, setelah proklamasi, banyak perempuan bergabung dalam berbagai laskar perjuangan. Mereka ambil bagian dalam perjuangan dengan berperan sebagai mata-mata, pengantar pesan, hingga menjadi tenaga medis yang merawat para prajurit yang terluka.

Dalam ranah politik, kontribusi perempuan juga sangat berpengaruh. Tokoh seperti Rasuna Said dikenal sebagai jurnalis perempuan yang berani dan lantang dalam mengkritik kebijakan penjajahan. Ia dengan berani menggunakan tulisan sebagai alat untuk mengekspresikan ketidakadilan dan mendorong semangat nasionalisme.

Di samping itu, Fatmawati, istri Presiden Soekarno, menciptakan sejarah dengan menjahit Bendera Pusaka Merah Putih yang dikibarkan saat proklamasi kemerdekaan, menjadikannya simbol persatuan bangsa.

Perjuangan untuk meraih dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia juga melibatkan peran penting perempuan. Hal ini membuktikan bahwa perjuangan bukanlah tanggung jawab satu gender saja.

Mereka adalah pahlawan bangsa yang berjuang menggunakan senjata, pena, maupun jarum jahit, demi mewujudkan impian akan negara yang merdeka dan berdaulat. Warisan perjuangan mereka terus menginspirasi generasi mendatang untuk melestarikan dan memajukan bangsa.(Umsu/Kemenag/Z-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya