Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

JAM-Pidsus Kejagung Sita Rp2 Miliar dari Hakim Djuyamto

Tri Subarkah
11/6/2025 20:24
JAM-Pidsus Kejagung Sita Rp2 Miliar dari Hakim Djuyamto
Hakim Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat Djuyamto (tengah) dikawal petugas menuju mobil tahanan(ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto)

PENYIDIK Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus (JAM-Pidsus) Kejaksaan Agung menyita uang senilai Rp2 miliar dari hakim Djuyamto yang menjadi tersangka dalam kasus dugaan suap pengurusan perkara korupsi minyak goreng dengan terdakwa korporasi di Pengadilan Tipikor pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejagung Harli Siegar mengungkap, uang itu diserahkan secara langsung oleh penasihat hukum Djuyamto di Gedung Bundar JAM-Pidsus, Kompleks Kejaksaan Agung. Penyitaan, sambung Harli, dilakukan hari ini, Rabu (11/6).

"Uang tersebut oleh tim penyidik dijadikan sebagai barang bukti dalam perkara dugaan tindak pidana korupsi suap dan atau gratifikasi terkait penanganan perkara di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat atas nama tersangka DJU (Djuyamto)," terang Harli.

Menurutnya, setelah penyitaan dilakukan, uang Rp2 miliar tersebut disimpan atau dititipkan pada rekening penampungan Kejagung. Sebelumnya pada pertengahan April lalu, Djuyamto juga sempat diberitakan menitipkan uang dalam pecahan dollar Singapura sebanyak 37 lembar ke satuan pengamanan (satpam) Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.

Djuyamto menjadi satu dari tiga majelis hakim pengadil perkara korupsi minyak goreng dengan terdakwa Wilmar Group, Permata Hijau Group, dan Musim Mas Group yang sudah ditetapkan sebagai tersangka. Dua lainnya adalah Agam Syarif Baharudin dan Ali Muhtaro. 

Selain ketiga hakim tersebut, Kejagung juga sudah menetap lima tersangka lain, yakni Wakil Ketua PN Jakarta Pusat Muhammad Arif Nuryanta, panitera muda pada PN Jakarta Utara Wahyu Gunawan, dan dua advokat, yaitu Marcella Santoso dan Ariyanto Bakri, serta tim legal dari Wilmar Group Muhammad Syafei. (Tri/M-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya