Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
BERBAGAI tantangan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang kita hadapi harus dijawab dengan peningkatan kemampuan dan penerapan nilai-nilai kebangsaan yang kita miliki.
"Disrupsi yang terjadi saat ini butuh kemampuan bertahan sekaligus beradaptasi. Maka asahlah terus kemampuan yang kita miliki agar dapat beradaptasi dengan perubahan yang terjadi," kata Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat pada acara Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan MPR RI bertema Transformasi Digital dan Tantangan Kebangsaan: Peran Kaum Muda di Era Society 5.0, di Kampus Universitas Muhammadiyah Purwokerto, di Purwokerto, Jawa Tengah, Kamis (15/5).
Hadir pada acara tersebut antara lain Prof. Dr. Jebul Suroso (Rektor Universitas Muhammadiyah Purwokerto/UMP), Sugeng Suparwoto (Wakil Ketua Komisi XII DPR RI, Anggota DPR RI Dapil VIII Jawa Tengah), Andy F. Noya (Jurnalis Senior & Founder Yayasan Benih Baik), Luthfi Assyaukanie, Ph.D. (Akademisi/Dosen Universitas Paramadina Jakarta/Tenaga Ahli MPR RI), dan civitas akdemika UMP.
Menurut Lestari, di tangan para mahasiswa dan generasi muda negeri ini dititipkan oleh para pendahulu bangsa.
Di era perkembangan teknologi yang cepat, tambah Rerie, sapaan akrab Lestari, tantangan berupa disinformasi dan berita hoaks, misalnya, berpotensi memecah belah persatuan bangsa.
Tantangan tersebut, tegas Rerie yang juga anggota Komisi X DPR RI dari Dapil II Jawa Tengah, muncul karena saat ini terjadi kesenjangan antara tingkat pengetahuan masyarakat dan perkembangan teknologi informasi yang cepat.
Menurut Rerie, kondisi itu harus mampu dijawab oleh generasi muda dengan berbagai langkah nyata untuk membantu peningkatan literasi masyarakat dalam menghadapi tantangan di era disrupsi saat ini.
Karena, ujar Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu, satu hal yang pasti di masa depan adalah ketidakpastian itu sendiri.
Menurut Rerie, para pendahulu bangsa sejatinya telah mewarisi nilai-nilai kebangsaan yang antara lain terkandung dalam Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang bisa menjadi landasan berpikir dan bersikap untuk menjawab sejumlah tantangan itu.
Rerie mendorong agar generasi muda terus mengasah kemampuannya agar mampu beradaptasi di tengah perkembangan teknologi yang terjadi.
Selain itu, tegas Rerie, langkah tersebut harus diimbangi dengan mengamalkan nilai-nilai kebangsaan dalam keseharian, demi mewujudkan kesejahteraan bagi masyarakat luas. (*/I-2)
Sepak terjang Ratu Kalinyamat sebagai pejuang anti-kolonialisme harus menjadi inspirasi bagi perempuan Indonesia untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembangunan.
Lestari mendorong agar sosialisasi terhadap kebijakan baru yang akan diterapkan dapat dilakukan dengan tepat kepada para guru.
Krisis literasi yang terjadi saat ini harus segera diatasi dengan segera sebagai bagian dari upaya mengakselerasi proses pembangunan.
Upaya pencegahan pernikahan dini harus terus ditingkatkan melalui perluasan pemahaman masyarakat terkait risiko dan dampak negatif dari pernikahan dini.
Sikap saling percaya antara pemerintah dan masyarakat harus terus dibangun melalui penerapan kebijakan yang transparan, adil, dan transparan.
Indonesia dan WHO sepakat untuk bekerja sama membangun sistem kesehatan nasional melalui penerapan General Programme of Work (GPW) ke-14.
Orangtua yang mampu menyadari bahwa kecerdasan anak-anak berbeda-beda.
Lobby NasDem Tower disulap menjadi runway. Eskalator bahkan dimanfaatkan sebagai area masuk dan keluarnya para model.
Perkembangan media sosial menjadi momentum bagi kemajuan pariwisata di Sukabumi agar mampu menyedot perhatian para wisatawan.
Dengan banyak perbedaan, suku, agama, bahasa, dan ras menjadi modal untuk meneruskan perjuangan para terdahulu.
Tim dari DPW Jawa Barat akan bergerak sampai ke bawah untuk melihat kesiapan memenangkan suara Amin di Tasikmalaya, dengan target 70%
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved