Gerindra: #Indonesiagelap Bentuk Kekagetan terhadap Kebijakan Prabowo

Rahmatul Fajri
18/2/2025 15:37
Gerindra: #Indonesiagelap Bentuk Kekagetan terhadap Kebijakan Prabowo
Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani(ANTARA FOTO/Galih Pradipta)

Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani merespon soal aksi unjuk rasa warganet dengan memasang tagar 'Indonesia Gelap'. Muzani mengatakan aksi tagar Indonesia Gelap merupakan bentuk kekagetan terhadap kebijakan Presiden Prabowo Subianto

"Yang dilakukan oleh Pak Prabowo sekarang ini baru tahap awal, sehingga menimbulkan kekagetan dan seringkali reaksinya berlebihan dan kontraproduktif, tetapi sebagai sebuah reaksi saya kira itu boleh-boleh saja," kata Muzani di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (18/2).

Muzani mengungkapkan kebijakan Presiden Prabowo juga membuat kaget internal birokrasi dan pemerintahan menyusul adanya efisiensi anggaran. Ia menilai sekian lama birokrasi bergerak relatif longgar, sehingga ketika ada pengetatan anggaran menimbulkan kekagetan.

"Nah kekagetan itulah yang sering kali menimbulkan sikap-sikap kontraproduktif bahkan salah dipahami atas apa yang dimaksudkan oleh pemerintah dalam hal ini oleh Presiden Prabowo. Itu yang terjadi, sehingga sering kali ini disalahpahami. Tetapi sebagai sebuah reaksi kita dengar, kita perhatikan," katanya.

Lebih lanjut, Muzani mengungkapkan masyarakat salah memahami kebijakan pemerintahan Presiden Prabowo yang termasuk ke dalam rencana jangka panjang.

"Pemerintah tetap bertekad dengan rencana awal bahwa seperti yang dipidatokan oleh Pak Prabowo yang juga kalian semuanya sudah mengetahui bahwa rencana itu adalah rencana yang dimaksudkan untuk jangka panjang bagi Indonesia dan termasuk untuk kita semuanya," katanya.

Sebelumnya, mahasiswa dan koalisi masyarakat sipil menggelar aksi mendesak pertanggungjawaban pemerintah terkait situasi negara yang diklaim semakin memburuk. Mereka menggusung tagar Indonesia Gelap dalam unjuk rasa ini.

Koordinator Pusat Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) Herianto mengatakan alasan mahasiswa menggaungkan tagar itu untuk menunjukkan banyak kebijakan pemerintah yang tidak transparan. "Banyak kebijakan-kebijakan itu yang gelap. Tidak terang ke masyarakat," kata Herianto.

Herianto mengatakan mahasiswa juga melihat masih banyak kasus-kasus dugaan korupsi dan hak asasi manusia (HAM) yang gelap. Kasus-kasus itu juga tidak pernah diungkap ke publik.

Selain itu, pemilihan tagar itu untuk menunjukkan adanya kontradiksi cita-cita pemerintah terhadap generasi muda. Pemerintah ingin mencetak generasi emas 2045. Namun, tindakan pemerintah saat ini justru menghambat impian itu. "Calon generasi emas saat ini dalam posisi dikekang," katanya. (P-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain
Berita Lainnya