Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Publik Sudah Pertanyakan Reshuffle sejak Hari Pertama Menteri Dilantik

Tri Subarkah
07/2/2025 10:48
Publik Sudah Pertanyakan Reshuffle sejak Hari Pertama Menteri Dilantik
Barisan para menteri dalam Kabinet Merah Putih seusai dilantik oleh Presiden Prabowo Subianto, Senin (21/10/2024) .(Dok. Biro Setpres)

DIREKTUR lembaga survei Kodai Kopi, Hendri Satrio, menilai bahwa pernyataan Presiden Prabowo Subianto yang akan menyingkirkan jajaran tak bekerja dengan benar untuk rakyat sebagai hal serius.

Menurutnya, ultimatum Prabowo itu senada dengan sigi yang dilakukan Kedia Kopi terkait persepsi publik terhadap 100 hari pemerintahan Prabowo-Gibran.

"Penyumbang terbesar ketidakpuasan rakyat terhadap pemerintahan Pak Prabowo itu karena etika buruk para pembantunya. Jadi sangat mungkin untuk reshuffle dan serius itu Pak Prabowo," ujarnya kepada Media Indonesia, Jumat (7/2).

Dalam sigi tersebut, 68,2% responden menilai perilaku pejabat atau menteri Prabowo yang  kurang pantas membuat mereka kurang puas dengan kinerja Prabowo. Bahkan, Hendri menyinggung bahwa publik sudah mempertanyakan masalah reshuffle sejak Prabowo pertama kali melantik jajaran Kabinet Merah Putih.

"Kalau diingat, pelantikan jam 10, jam 12 itu netizen, masyarakat di warung-warung kopi sudah bertanya, ini reshufflenya mau kapan?" pungkasnya.

Selain kinerja para pembantu Prabowo, sigi Kedai Kopi juga mengungkap alasan ketidakpuasan masyarakat terhadap pemerintah. 67,9% di antaranya karena kebijakan ekonomi Prabowo dinilai kurang berpihak pada rakyat kecil, sementara 64,8% tidak puas karena tidak ada perubahan yang signifikan dari pemerintahan sebelumnya.

Direktur Algoritma Research and Consulting Aditya Perdana menduga, reshuffle akan menyasar anggota Kabinet Merah Putih yang selama ini menimbulkan kontroversi di tengah masyarakat, misalnya yang terkait dengan urusan pagar laut dan kelangkaan gas elpiji 3 kg.

Namun, pengajar pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia itu menggarisbawahi bahwa proses reshuffle juga tak hanya memperhitungkan satu variable itu saja. Pasalnya, proses tarik menarik di internal Koalisi Indonesia Maju, gabungan partai pendukung pemerintah, juga akan terjadi.

"Saya yakin ada bargaining di antara koalisi partai politik, enggak semudah yang kita bayangkan juga," kata Aditya. (Tri/J-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Eksa
Berita Lainnya