Headline
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
PAKAR komunikasi politik Gun Gun Heryanto mengatakan Presiden Prabowo Subianto lebih baik menunggu setidaknya hingga satu tahun bagi para jajaran menterinya untuk bekerja, sebelum memutuskan reshuffle.
“Kalau selama itu tidak ada kasus yang (extraordinary), menurut saya satu tahun waktu yang paling cepat untuk melakukan reshuffle. Sebab satu tahun pertama itu sudah bisa diukur kinerjanya. KPI-nya tercapai atau tidak di tahun pertama baru bisa dinilai,” ujarnya kepada Media Indonesia, Sabtu (25/1).
Gun menilai reshuffle yang dilakukan sebelum satu tahun bekerja tidak tepat sebab dalam jangka waktu tersebut, proses politik anggaran hingga pembentukan standar kerja kementerian dan lembaga baru terbentuk.
“Kalau kita bicara apakah mungkin terjadi reshuffle, potensi itu selalu tinggi, tetapi momentumnya menurut saya tidak tepat kalau di 6 bulan pertama karena tidak rasional ketika menteri sudah dipilih, SOTK baru dibikin, kemudian politik anggaran baru dibicarakan terus sudah reshuffle,” ungkap Gun.
Menurutnya, reshuffle adalah sebuah keniscayaan dalam sebuah pemerintahan namun harus dilandasi oleh beberapa pertimbangan performa kinerja, dinamika politik yang bergulir serta kebutuhan publik.
“Harus didasarkan pada pertimbangan performa kinerja yang paling ideal dan rasional. Lalu pertimbangan politis juga diperlukan karena ini highly fragmented multi-party system, pasti ada penempatan menteri yang merupakan politik akomodasi untuk menjaga kesimbangan politik,” ungkapnya.
Dia menilai waktu satu tahun akan lebih adil diterapkan bagi para menteri, karena setidaknya mereka dapat mencoba memperbaiki kinerjanya pasca mendapat teguran dan peringatan dari Prabowo khususnya pada kementerian yang menunjukkan gejolak dinamika internal dan eksternal.
“Tapi tentu bisa saja direshuffle jika ada kasus besar yang dilanggar. Misalnya saya kasih contoh adalah kalau ada terkait kasus hukum atau terkait kasus ketidakpatuhan yang tidak bisa ditolerir,” tutur Gun.
Lebih lanjut, Gun menjelaskan bahwa dalam proses reshuffle, Presiden bisa saja menempatkan orang baru atau justru menggeser posisi menteri tertentu. Hal tersebut merupakan prerogatif Presiden yang seharusnya didasarkan pada tujuan efektivitas birokrasi.
“Pertimbangan politik soal apakah digeser, apakah diganti. Dulu ingat pada saat reshuffle pertama Jokowi, bukan hanya mengganti tapi juga menggeser, karena birokrasi itu bersifat mutual interdependen jadi satu bagian berubah akan mengakibatkan berubahnya di bagian-bagian lain,” ucapnya.
Kendati demikian, Gun memandang Presiden Prabowo tak akan mengurangi jumlah kementerian yang sudah dibuatnya sejak awal kepemimpinannya. Menurutnya, jika dilakukan perampingan kementerian justru berdampak pada sistem manajemen yang sudah dikonsepkan.
“Tapi untuk melangsingkan formasi kabinet rasanya tidak karena ini sudah jadi pilihan Pak Prabowo memiliki anggota kabinet lebih dari 100 sehingga untuk merampingkan lagi banyak hal yang harus dikorbankan,” ungkapnya.
Gun mencontohkan bahwa perampingan kabinet di tengah jalan justru akan mengganggu stabilitas struktural Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) organisasi hingga pengaturan alokasi anggaran.
“Itu tidak mudah jika mau dilakukn perampingan lagi. Jadi ini sudah jadi pilihan trial and error-nya Pak Prabowo di periode pertama mengambil kabinet (gemuk) seperti kabinet Djuanda. Tinggal apakah lebih dari 100 menteri dan wakil menteri itu menyumbang keberfungsian pemerintah atau sebaliknya?,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Gun menjelaskan ada beberapa kementerian yang menurutnya berpotensi akan terkena reshuffle jika tak memperbaiki kinerja hingga menyelesaikan beberapa kasus yang mencuat ke publik, mulai dari isu pagar laut hingga demonstrasi di internal kementerian.
“Sudah mulai muncul riak-riak resistensi terhadap beberapa nama menteri baik dari internal maupun dari pihak penegakan hukum sudah mulai dipanggil, ada yang mulai demo di Kementerian bersangkutan. Tapi tentu dalam konteks kerja birokrasi itu sistem, indikatornya tidak hanya satu,” katanya.
Akan tetapi, dia menekankan bahwa kinerja berbagai kementerian di 100 kerja bisa menjadi acuan awal bagi Presiden Prabowo untuk memutuskan siapa yang layak dan tidak layak direshuffle.
“Harus dilihat dan ditempatkan juga dalam konteks indikator kinerjanya jelas buruk dari 6 bulan pertama atau tidak maka sampai 1 tahun itu bisa jadi penanda bagi Pak Presiden, Pak Prabowo, untuk kemudian mulai memikirkan reshuffle pertama,” tandasnya. (J-2)
Tito Karnavian sebagai Menteri Dalam Negeri bisa melakukan konsultasi dengan pihak-pihak terkait seperti Aceh sebelum mengeluarkan keputusan menteri,
Akankah ancaman terkini senasib dengan ancaman-ancaman sebelumnya? Bukan janji tapi sekadar basa-basi? Jika benar dia akan merombak kabinet, siapa saja yang bakal diganti?
Para menteri ini dinilai memiliki kejelasan arah kebijakan, tata kelola yang efisien, serta gaya kepemimpinan yang responsif dan komunikatif.
Menkeu Sri Mulyani Indrawati akhirnya memberi komentar terkait dirinya yang diisukan mundur dari Kabinet Merah Putih. Ia mengatakan tetap bekerja.
Jika pemerintah tetap melakukan efisiensi, maka kementerian atau lembaga yang disasar adalah sektor nonteknis atau tidak terkait pelayanan publik
Ultimatum Prabowo itu senada dengan sigi yang dilakukan Kedia Kopi terkait persepsi publik terhadap 100 hari pemerintahan Prabowo-Gibran.
PRESIDEN Prabowo Subianto dinilai melakukan praktik politik balas budi dengan memberikan puluhan wakil menteri (wamen) jabatan tambahan di sejumlah perusahaan BUMN
PRESIDEN Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka diagendakan menghadiri Kongres PSI.
Jokowi menanggapi rencana Pemerintah yang memutuskan lokasi peringatan HUT ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 2025 digelar di Jakarta bukan di IKN
Transformasi total di tubuh Garuda harus serius dilakukan.
Presiden Prabowo Subianto menunjukan komitmen dan dukungan tanpa henti terhadap kemajuan sepak bola nasional.
PRESIDEN Prabowo Subianto dijadwalkan akan meluncurkan secara resmi tema dan logo peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia pada Jumat (18/7)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved