Headline
Disiplin tidak dibangun dengan intimidasi.
PRESIDEN Prabowo Subianto disebut masih belum puas terhadap penyederhanaan birokrasi pemerintah. Kepala Negara menilai proses birokrasi saat ini masih cukup berbelit dan perlu diperbaiki.
"(Presiden ingin) intinya proses birokrasi jangan terlalu berbelit-belit," kata Kepala Badan Pengendalian Pembangunan dan Investigasi Khusus Aris Marsudiyanto usai bertemu dengan Prabowo di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (12/8).
Kepala Negara juga disebut terus meminta agar semua proses bisnis birokrasi yang terlalu panjang untuk dipangkas. Itu bertujuan agar pelayanan kepada masyarakat dapat dilaksanakan dengan cepat dan tepat.
"Apalagi yang berkaitan dengan kebutuhan masyarakat. Misalnya dana desa, penyaluran pupuk, kooperasi merah putih, makan bergizi gratis, dan lain-lain," kata Aris.
Dia menyebutkan, presiden terus memonitor dan mendorong agar dilakukan perbaikan proses birokrasi. Namun itu juga perlu dilakukan dengan baik dan benar agar tak menyalahi aturan.
"Kita harus perbaiki proses birokrasi kita. Sesimpel-simpelnya, sepraktis-praktisnya, tapi tetap semuanya bisa dipertanggungjawabkan dan terukur," pungkas Aris. (P-4)
PRESIDEN Prabowo Subianto menganugerahkan tanda kehormatan tertinggi, Adipurna kepada Presiden Republik Peru.
Lima purnawirawan TNI, yaitu Sjafrie Sjamsoeddin, (Alm) Ali Sadikin, Agus Sutomo, Muhammad Herindra, dan Muhammad Yunus Yosfiah.
Prada Lucky, yang baru dua bulan berdinas sebagai prajurit TNI AD, merupakan anak Sersan Mayor (Serma) Kristian Namo, prajurit TNI aktif yang berdinas di Komando Distrik Militer, di NTT.
Dalam situasi seperti itu, lanjut Fahmi, jabatan Wakil Panglima menjadi relevan untuk menjawab kebutuhan manajemen strategis.
Menurut Prabowo, saat ini dunia tengah berhadapan dengan ketidakpastian. Perang antarnegara terjadi di mana-mana.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved