Headline
KPK akan telusuri pemerasan di Kemenaker sejak 2019.
MENTERI Hak Asasi Manusia (HAM) Natalius Pigai mengakui pihaknya telah membentuk tim sebagai upaya mengantisipasi kebijakan deportasi massal imigran bermasalah yang dicanangkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Kemenham, sambungnya, siap membentu Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Imigrasi untuk memastikan pelindungan terhadap warga negara Indonesia (WNI).
Bagi Pigai, keputusan politik Trump harus diantisipasi lebih awal. Sebab, bukan tidak mungkin ada WNI yang bakal terdampak kebijakan tersebut. Menurut Pigai, pihaknya sudah mendapatkan informasi bahwa ada WNI di Amerika Serikat yang sudah mulai resah, terutama mereka yang memiliki masalah terahdap surat keimigrasiannya.
"Jadi kami sudah bentuk tim. Namanya Tim Perlindungan Warga Negara melalui Dirjen Pelayanan dan Kepatuhan yang nanti bisa ikut membantu Kemlu dan berkoordinasi dengan Kementerian Imigrasi juga," ujar Pigai lewat keterangan tertulis, Jumat (24/1).
Ia mengatakan, tidak sedikit WNI yang tinggal di Amerika Serikat dengan status kependudukan bermasalah. Contohnya, sambung Pigai, WNI yang menetap dengan bermodal visa turis atau menggunakan modus pencari suaka politik, tapi ternyata dokumennya palsu.
"Ini kejadiannya ada yang terkait WNI kita juga. Jadi kami ingin memastikan sebelum ini terjadi, kita antisipasi lebih awal," jelasnya.
Presiden Trump yang dilantik pada Senin (20/1) menegaskan kembali janji kampanye politiknya untuk melakukan deportasi yang disebutnya sebagai terbesar dalam sejarah. Pada hari pertamanya berkantor, ia melakukan pengetatan sektor imigrasi. (Tri/P-3)
Presiden AS Donald Trump ancam kerahkan pasukan ke Baltimore, memicu ketegangan dengan Gubernur Maryland dari Partai Demokrat, Wes Moore.
Presiden AS Donald Trump mengirim pesan dukungan kepada Ukraina yang merayakan Hari Kemerdekaan ke-34.
Di momen tersebut, Trump juga menyinggung soal surga. Dia menyebut keinginannya untuk bisa masuk ke sana jika berhasil membawa perdamaian di Eropa Timur.
Pada akhir 1990-an, dia menilai ada perbedaan antara percaya kepada Tuhan dan agama yang terorganisasi.
Dalam wawancara terbaru dari penjara, Ghislaine Maxwell membantah keterlibatan Donald Trump dan Bill Clinton dalam kasus Jeffrey Epstein.
AS memperluas upaya untuk menghambat Pengadilan Pidana Internasional atas penuntutannya terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved