Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

PDIP: Kita tak Perlu Spekulasi KPK bakal Panggil Ketum Megawati Soekarnoputri

Yakub Pryatama Wijayaatmaja
28/12/2024 18:40
PDIP: Kita tak Perlu Spekulasi KPK bakal Panggil Ketum Megawati Soekarnoputri
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri(MI/Susanto)

KETUA DPP PDIP Said Abdullah meminta agar seluruh pihak tak berspekulasi bahwa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akan memanggil Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

Spekulasi tersebut muncul usai KPK menetapkan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto sebagai tersangka suap terkait buronan Harun Masiku.

“Kita juga tidak perlu berspekulasi bahwa KPK akan memanggil Ibu Ketua Umum. Apalagi sepanjangan pengetahuan saya sebagai DPP Partai, kasus HM ini sama sekali tidak ada sangkut pautnya dengan Ibu Ketua Umum,” tegas Said, Sabtu (28/12).

“Janganlah kita menggiring opini lebih maju dari proses hukum itu sendiri. Kita menjaga negara ini didasarkan pada hukum, bukan pada kekuasaan, serta juga bukan pada pengadilan opini,” tambahnya. 

Said juga berharap KPK bisa bertindak proporsional dan bisa menjaga kelembagaan KPK dari intervensi siapa pun. Dengan demikian, negara hukum bisa tetap terjaga. Soal adanya dugaan tindakan KPK memutuskan status hukum terhadap Hasto karena ada intervensi politik, Said meminta KPK menjawab dugaan tersebut agar marwah KPK terjaga dengan baik.

Said juga menuturkan jika kehidupan kebangsaan terus gaduh atau berpolemik secara tidak proporsional, hal ini akan dipersepsikan negatif oleh rakyat dan pelaku pasar. 

Padahal, lanjut Said, Indonesia kini tengah menghadapi situasi ekonomi yang tidak mudah. Said menyebut kelas menengah terus merosot, hingga terjadi sejumlah pemutusan hubungan kerja (PHK). Padahal, kata Said, para pelaku ekonomi berharap butuh kebijakan yang jelas dari pemerintah. 

“Kasihan Presiden Prabowo yang baru memerintah dua bulan harus menghadapi warisan masalah, dan menjelma menjadi kegaduhan yang berkepanjangan,” ucapnya. 

Di sisi lain, Said menuturkan, investor global mulai menaruh harapan terhadap Presiden AS Donald Trump yang membuat sentimen negatif terhadap rupiah. 

“Besar kemungkinan Presiden Trump juga akan mengenakan tarif terhadap negara negara mitra dagang. Ekonomi Tiongkok sedang melambat, padahal Tiongkok adalah mitra dagang terbesar Indonesia. Hal ini akan menjadi ancaman buat produk ekspor kita ke Amerika Serikat,” tegasnya. 

Jika di dalam negeri terus gaduh, Said  khawatir investor akan memilih keluar dari Indonesia, terutama investasi pada sektor portofolio, dan harganya sangat mahal untuk perekonomian nasional. 

Padahal, Said mengemukakan Presiden Prabowo memerlukan mitra investasi untuk membuka akses lapangan kerja buat rakyat, dan memberikan nilai tambah terhadap perekonomian nasional. 

“Sekali lagi, mari kepada semua pihak, saya mengajak untuk menjaga kehidupan kebangsaan kita kedepan, agar bisa membuahkan harapan. menjaga optimisme bahwa kita bisa mendapatkan kehidupan lebih baik ke depan,” tuturnya. 

“Saya juga berharap pemerintah bisa membangun komunikasi publik yang jelas, kepada rakyat, kepada investor dalam satu vocal point, dan tidak semua pihak berbicara yang justru membingungkan, sehingga pesan utamanya tidak sampai,” pungkas Said. (Ykb/M-3)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya