Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Pengamat Sebut Daya Tawar Jokowi Melemah setelah Dipecat PDIP

Devi Harahap
18/12/2024 11:56
Pengamat Sebut Daya Tawar Jokowi Melemah setelah Dipecat PDIP
Presiden Jokowi hadir dalam acara PDIP(Antara Foto)

 

PENGAMAT komunikasi politik Emrus Sihombing menilai posisi tawar Presiden ke-7 RI Joko Widodo atau Jokowi justru melemah ketika ingin bergabung dengan partai politik lain, seperti dengan Gerindra, Golkar, Nasdem dan PAN. 

“Walaupun Jokowi diterima sebagai anggota/kader sebuah partai politik, label pecat akan menjadi beban komunikasi politik bagi Jokowi ketika terjadi proses politik antar individu dan antar faksi di internal partai dimana kemungkinan Jokowi nantinya bernaung,” ujar Emrus, Rabu (18/12).

Lagi pula, ujar Emrus, sampai saat ini belum terlihat ada partai papan atas yang secara kelembagaan memohon kepada Jokowi agar masuk ke partainya dan ditempatkan di posisi strategis yang bisa memengaruhi keputusan partai.

“Sejauh ini hanya ada pihak partai (Golkar) yang mengatakan standar, yaitu bersedia menerima siapapun yang mau masuk ke partai asal sesuai dengan AD/ART partai,” tuturnya.

Ia menjelaskan Jokowi setidaknya memiliki beberapa kemungkinan yang bisa dilakukan untuk terus menjalankan karier politiknya, usai resmi dipecat dari PDIP.

“Pertama, Jokowi bisa menggantikan posisi anak bungsunya, Kaesang Pangarep sebagai Ketua Umum PSI. Tetapi apakah itu mungkin?” kata Emrus.

Lebih lanjut, Emrus menilai bahwa kemungkinan kedua, yakni mendirikan partai politik (parpol) baru, misalnya melalui eksistensi organisasi militannya yakni Pro Jokowi (Projo) yang selama ini memang lekat dengannya.

Namun di sisi lain, Emrus mengungkap ada tantangan bagi Jokowi bila ingin mendirikan parpol baru. Ia mengatakan mendirikan partai baru membutuhkan anggaran yang tinggi.

“Pertanyaan kritikal, apakah Jokowi sudah memiliki dana yang sangat-sangat besar itu?,” tuturnya.

Selain itu, Emrus menuturkan, dengan nama Partai Projo, akan terjadi pengkultusan sosok Jokowi, yang berpeluang menjadi partai sentralistik.

“Yang tentunya tidak sejalan dengan keberagaman pemikiran setiap manusia,” kata Emrus.

Jokowi resmi dipecat sebagai kader PDI Perjuangan (PDIP) pada Senin 16 Desember 2024. Surat pemecatan Jokowi ini dibacakan oleh Ketua DPP PDIP bidang Kehormatan Partai Komarudin Watubun. (H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indriyani Astuti
Berita Lainnya