Dasco Bantah Ada Tukar Guling Posisi Ketua MPR dengan Jatah Menteri Golkar

Yakub Pratama Wijayaatmaja
23/10/2024 11:21
Dasco Bantah Ada Tukar Guling Posisi Ketua MPR dengan Jatah Menteri Golkar
Pimpinan DPR RI Sufmi Dasco Ahmad memberikan keterangan pers.(Antara Foto)

 

WAKIL Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad membantah ada tukar guling posisi ketua MPR RI dengan menteri dari Golkar seperti yang dikatakan Ketua umum Golkar Bahlil Lahadalia. 

Dasco menjelaskan ada keinginan Golkar juga untuk menduduki kursi pimpinan MPR. Tetapi hasilnya berbeda setelah ada musyawarah mufakat. 

“Sebenernya begini, bahwa pimpinan MPR itu kan akan dipilih secara musyawarah dan mufakat antar fraksi-fraksi, sehingga memang waktu itu sebagai partai koalisi ada keinginan Golkar  juga untuk kemudian menduduki kursi pimpinan MPR,” ujar Dasco, yang dikutip Rabu (23/10). 
“Tapi setelah musyawarah mufakat, ya akhirnya itu dijatuhkan kepada pak Muzani dan partai Gerindra juga atas kesepakatan partai-partai lain,” tambahnya. 

Intinya, kata Dasco, posisi ketua MPR didapatkan Gerindra bukan dari tukar guling dengan jabatan menteri dari Golkar di kabinet Prabowo-Gibran. 

“Musyawarah mufakat,” tegas Dasco. 

Sebelumnya, Bahlil membeberkan alasan partainya mendapatkan jatah delapan menteri dalam kabinet Merah Putih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. 

Hal itu diungkapkan Bahlil dalam pidatonya di Hari Ulang Tahun (HUT) Golkar ke-60 di Kantor DPP Golkar, Jakarta, Senin (21/10). 


“Nah, bapak ibu semua, ada cerita, ini bang Ical (Aburizal Bakrie) ini waktu proses penyusunan kabinet bang Ical saya berkomunikasi terus dengan bang Ical dan sering saya menelepon, jatah kita waktu itu kan 5, ya bang ya? Jatah kita waktu itu 5,” ungkap Bahlil, di Kantor DPP Golkar, Jakarta, Senin (21/10). 

“Nah karena sudah terjadi, saya buka semuanya saja,” tegasnya. 

Bahlil menerangkan jatah menteri Golkar ada lima. Kemudian, lanjut Bahlil,  saat itu MPR dikonsesuskan untuk diberikan kepada partai lain yang memenangkan Pilpres. Kesepakatan soal kursi Ketua MPR RI dengan Gerindra jadi pembeda.

“Kita kan gak bisa lawan presiden pak, kalau kita lawan presiden repot kita semua kan, terkecuali kita ubah doktrin karya kekaryaan, itu baru bisa, selama itu doktrin masih ada, ya enggak bisa kita ubah,” tuturnya. (H-3)
 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indriyani Astuti
Berita Lainnya