Headline

Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.

Fokus

Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.

Modernisasi Alutsista, TNI AU Akan Perbanyak Radar dan Alutsista Baru

Ardi Teristi Hardi
30/7/2024 09:05
Modernisasi Alutsista, TNI AU Akan Perbanyak Radar dan Alutsista Baru
Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal TNI Mohamad Tonny Harjono(MI/Ardi)

KEPALA Staf TNI Angkatan Udara Marsekal TNI Mohamad Tonny Harjono memastikan modernisasi alat utama sistem senjata (alutsista) akan terus dilakukan TNI AU. Modernisasi dilakukan guna menjaga kawasan udara NKRI.

TNI AU telah menerima delapan unit pesawat H225 Caracal serta lima pesawat transport Super Hercules C130 tipe J. 

"Pesawat Boeing masih berproses  mendapatkan dua, untuk pesawat heli yang H225 juga berikutnya akan ada lagi  yang konfigurasi VIP. Jadi yang delapan konfigurasi untuk kargo dan yang berikutnya untuk VIP," terang KSAU usai memimpin upacara peringatan Hari Bakti ke-77 TNI AU di Lapangan Dirgantara AAU, DIY, Senin (29/7).

Baca juga : Kekuatan Udara Elemen Vital Strategi Pertahanan Nasional

TNI AU juga akan kedatangan pesawat tempur Rafale buatan Prancis secara bertahap mulai awal tahun 2026 sampai genap 42 pesawat. Sejumlah pesawat nirawak CH-4 buatan Tiongkok serta Anka buatan Turki juga akan menambah kekuatan TNI AU.

TNI AU jug telah melakukan pembaruan berbagai jenis pesawat tempur, di antaranya F-16 dan Sukhoi. "Akhir tahun ini mudah-mudahan lengkap semua pesawat sudah di-upgrade," lanjut KSAU.

Ia juga memastikan, pergerakan pesawat yang melintas di wilayah Indonesia semua akan dapat terpantau radar pertahanan. TNI AU akan mendatangkan 25 radar pertahanan udara, di mana 13 unit merupakan buatan Thales, Prancis, dan 12 unit buatan perusahaan asal Ceko, Excalibur Army.

Baca juga : TNI AU Terus Berupaya Tingkatkan Alutsista

Dari 25 radar itu, sebagian digunakan untuk menggantikan radar yang dianggap teknologinya sudah mulai ketinggalan dan sebagian dipasang di daerah yang selama ini belum terjangkau radar pertahanan udara.

"Ke depan tidak ada lagi area Indonesia yang tidak bisa ter-cover oleh radar. Semua pergerakan pesawat yang masuk ke wilayah Indonesia semuanya akan terlihat di radar," terang dia.

KSAU mengungkapkan kompleksitas tantangan perang modern yang semakin meningkat akibat adanya dinamika geopolitik global, perkembangan teknologi disruptif yang semakin cepat, seperti lethal autonomous weapon system dan pemanfaatan quantum technology untuk pertahanan.

Baca juga : Intip Seru dan Gagahnya Parade Alutsista dalam Peringatan HUT ke-78 TNI di Jakarta

Selain itu, ancaman perang non-tradisional juga menjadi tantangan yang dihadapi. Meski tidak menggunakan kekuatan senjata, ancaman perang tersebut memiliki dampak signifikan terhadap kestabilan negara.

"Hal ini menuntut TNI AU untuk senantiasa beradaptasi melalui pengembangan kapabilitas dan profesionalisme Angkatan Udara," kata KSAU.

Menyikapi hal tersebut, TNI Angkatan Udara, dengan dukungan pemerintah, akan terus melaksanakan modernisasi alutsista dan fokus pada peningkatan kualitas sumber daya manusia.

"Saya yakin dengan meneladani patriotisme para pendahulu Angkatan Udara, kita akan mampu mewujudkan Angkatan Udara yang Adaptif, Modern, Profesional, Unggul, dan Humanis, untuk Indonesia Maju," tutup dia. (Z-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik