Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
DOSEN Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, Zainal Arifin Mochtar menilai, petisi yang dikeluarkan oleh Civitas Akademika UGM merupakan bentuk kesadaran UGM untuk memberi kritik atas pemerintahan.
"Yang pertama ini tagihan buat UGM karena terlalu lama UGM menopang kekuasaan Jokowi," kata Zainal di Gedung Pusat UGM, Rabu (31/1).
Menurut Ahli Hukum Administrasi Negara ini, apa yang terjadi pada Jokowi sekarang, salah satunya, disebabkan oleh UGM waktu itu seakan-akan lupa bahwa mendukung dengan segala hal akan membuat kekuasaan itu cenderung otoriter.
Baca juga : Civitas UGM Desak Presiden Jokowi kembali ke Koridor Demokrasi
"Yang dilakukan Civitas Akademika hari ini merupakan kesadaran UGM untuk kembali mengatakan, kekuasaan harus dikritisi," kata dia. Kalau tidak, lanjut Zainal, itu akan berbahaya karena bisa memunculkan otoritarian.
"Kedua, UGM harus menyatakan dari hari ini, siapapun presidennya, UGM harus tetap kritis, teknokratis, memberi catatan secara keilmuan, bukan sekadar menyokong kekuasaan," kata dia.
Ia menyebut, banyak faktor yang membuat Presiden Joko Widodo menjauh dari konsep demokrasi. Ia mencontohkan yang terjadi pada perusakan KPK, terbentuknya UU Cipta Kerja, dan yang terjadi di Mahkamah Konstitusi.
Baca juga : Indonesia Menuju Negara Otoritarianisme
"Di mana UGM waktu perusakan KPK? UGM di mana ketika UU Cipta Kerja keluar," kata dia.
Kepala Pusat Studi Pancasila, Agus Wahyudi menyampaikan, ide penyampaian petisi ini berawal dari obrolan-obrolan antarcivitas akademika UGM yang menyerap dari suara-suara publik.
"Kita kemudian berpikir, sudah waktunya menyampaikan sesuatu (hingga keluar petisi civitas akademika UGM untuk Presiden Jokowi)," kata dia.
Baca juga : Cawe-Cawe Pemilu 2024, Presiden Jokowi Tunjukkan Gejala Post Power Syndrome
Pria yang akrab disapa Awe ini menyampaikan, petisi tersebut merupakan bagian dari kebebasan berbicara (freedom of speech) dari warga UGM. Ia berharap, Presiden Jokowi mungkin perlu membaca suara rakyat ini. (AT/Z-7)
PIhak UGM menyayangkan pihak yang mengiring opini soal pernyataan Mantan Rektor UGM Prof Sofian Effendi soal ijazah Presiden ke-7 RI Joko Widodo atau Jokowi.
ADP yang merupakan Diplomat Kemlu ADP ditemukan tewas dengan kepala terlilit lakban di indekos di Menteng, Jakarta, pada Selasa (8/7/2025).
UGM juga menyiapkan metal detector dan melakukan pengecekan fisik untuk memastikan tidak ada perangkat yang mencurigakan dibawa peserta ke dalam ruang ujian.
Perahu mahasiswa UGM tenggelam di perairan Pulau Wahr, Maluku Tenggara, Selasa (1/7). Dua mahasiswa ditemukan meninggal, sementara lima lainnya selamat.
RATUSAN mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, melakukan salat gaib untuk dua rekannya yang tewas dalam kecelakaan kapal di Maluku Tenggara.
SEORANG mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta yang sedang mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Maluku Tenggara.
PRESIDEN ke-7 RI Joko Widodo atau Jokowi membagikan momen bersama Presiden Prabowo Subianto, Presiden ke-6 RI Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY), hingga Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh
Prabowo juga menyambut dengan senyuman dan sempat mengepalkan tangan.
Istana telah siap menyelenggarakan Upacara HUT ke-80 RI. Peringatan hari kemerdekaan itu diharapkan menjadi momentum mengenang jasa pahlawan.
Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Ahmad Muzani menegaskan Presiden Joko Widodo akan menghadiri Sidang Tahunan MPR serta sidang gabungan DPR dan DPD tahun 2025
Undangan peringatan HUT Ke-80 Kemerdekaan RI untuk para mantan Presiden RI sedang dalam proses finalisasi,
Presiden Ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri, dan Presiden Ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi), belum mengonfirmasi kehadiran mereka dalam Sidang Tahunan MPR
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved