Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Prabowo-Gibran Dinilai Terjebak di Killing Ground

Sri Utami
21/10/2023 19:10
Prabowo-Gibran Dinilai Terjebak di Killing Ground
MGN Gibran Rakabuming Raka di Rapimnas Partai Golkar.(Medcom/Kautsar Widya Prabowo)

PASANGAN Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dinilai merupakan pasangan yang memiliki cukup banyak kelemahan. Mulai dari serangan politik dinasti, tudingan penyalahgunaan kekuasaan untuk mengatur independensi kehakiman. Pakar politik Universitas Paramadina Ahmad Khairul Umam mengatakan masih terbukanya celah kontroversi mekanisme legal-formal atas implementasi putusan MK, hingga membuncahnya kebencian PDIP terhadap keluarga Jokowi, membuka ruang bersatunya kekuatan PDIP dengan Koalisi Perubahan di putaran kedua Pilpres 2024 mendatang.

"Dengan kata lain, jika Prabowo memaksakan diri memilih Gibran dan tidak berani menjelaskan kepada Jokowi untuk mengambil nama cawapres alternatif yang lain, maka Prabowo berpeluang terjebak dalam medan killing ground," ungkapnya, Sabtu (21/10).

Dalam posisi ini pasangan tersebut akan menjadi sasaran tembak yang terbantai di tangan para kompetitor, rival politik, dan juga kekuatan civil society yang tegas menolak praktik nepotisme dan politik dinasti.

Baca juga: Gus Muhaimin Siap Bertarung Hadapi Gibran

Sementara itu di saat capres Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo memertimbangkan variabel Nahdlatul Ulama (NU) sebagai entitas kekuatan politik dalam memilih cawapresnya, maka Prabowo sebaiknya juga mempertimbangkan variabel NU dalam memilih cawapresnya.

"Jika akhirnya Prabowo-Gibran berlayar, meskipun Ketum PBNU Gus Yahya pernah menyatakan pihaknya tidak akan jauh-jauh dari Jokowi terkait pilpres, namun besar kemungkinan mereka akan kesulitan dan kerepotan betul dalam menjelaskan kepada para kiai, jaringan santri dan basis-basis pesantren untuk memilih pasangan capres-cawapres Prabowo-Gibran yang tidak merepresentasikan kaitan langsung dengan entitas kultural maupun struktural NU," paparnya.

Baca juga: Usai Tetapkan Gibran sebagai Cawapres Prabowo, Airlangga Menghadap Presiden Jokowi

Dia menekankan jika Prabowo-Gibran dipaksakan, Prabowo akan kehilangan basis dan kekuatan pemenangan di Jawa Timur yang dipercaya sebagai penentu kemenangan Pilpres. Prabowo memiliki basis kuat di Jawa Barat dan Banten, maka untuk tampil lebih kompetitif, Prabowo sebaiknya memilih cawapres yang memiliki basis kekuatan teritorial di Jawa Timur. Dalam konteks ini, alternatif nama yang perlu dipertimbangkan adalah Erick Tohir dan Khofifah Indar Parawansa.

"Tapi karena Erick dianggap sebagai kader naturalisasi NU, maka proses realisasi dukungan Nahdliyin-nya juga agak dipertanyakan. Karena itu, alternatif pilihan cawapres bagi Prabowo untuk mendapatkan kekuatan optimalnya salah satunya di Khofifah. Apalagi jika nama Khofifah didukung penuh oleh Partai Demokrat dan Partai Golkar yang kian mencoba realistis untuk tidak mengajukan Airlangga. Jika itu dilakukan, Prabowo bisa lepas dari jebakan permainan politik dan tampil lebih kompetitif saat bertarung melawan Ganjar-Mahfud dan Anies-Muhaimin," tukasnya. (Sru/Z-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya