Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
PUTUSAN Mahkamah Konstitusi (MK) yang membuka keran kepala daerah sebagai calon presiden (capres) atau calon wakil presiden (cawapres), meski berusia kurang dari 40 tahun, digadang-gadang menjadi celah bagi putra sulung Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka, untuk maju dalam kontestasi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Objektifitas dalam menyikapi putusan MK tersebut perlu dilakukan, sebab pada kenyatannya, hampir semua presiden pernah mempraktikkan politik dinasti. Demikian disampaikan pengajar pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sam Ratulangi Ferry Daud Liando.
Ia menjelaskan, politik dinasti berbeda dengan dinasti politik. "Politik dinasti adalah tindakan para penguasa memberikan jabatan pemerintahan pada keluarganya," kata Ferry kepada Media Indonesia, Selasa (17/10).
Baca juga: Inkonsistensi Hakim MK Disoal
Presiden ke-2 Soeharto, misalnya, pernah mengangkat putrinya, Siti Hardijanti Rukmana, sebagai Menteri Sosial sebelum tumbang pada 1998. Adapun Abdurrahman Wahid alias Gus Dur mengangkat Zannuba Ariffah Chafsoh alias Yenny Wahid, putri keduanya, sebagai orang penting di seputar Istana.
"Ibu Mega pernah menunjuk suaminya menjadi ketua MPR, Pak SBY calonkan anaknya di DPR dan sempat memegang jabatan strategis di DPR," beber Ferry.
Baca juga: Drama Lanjutan Diprediksi Terjadi Bila Gibran Berlabuh ke Prabowo
Menurutnya, reaksi publik terhadap potensi politik dinasti yang dilakukan Presiden Jokowi lebih dahsyat ketimbang presiden-presiden sebelumnya. Ia menduga, kemarahan publik didasarkan pada tuduhan bahwa Jokowi mengintervensi putusan MK.
Ferry berpendapat, motif politik dinasti yang diterapkan setelah Reformasi hanya berfokus pada kekuasaan untuk kenikmatan belaka. Oleh karena itu, kerabat di sekitar presiden berusaha untuk ikut berkuasa agar dapat menikmati fasilitas kekuasaan.
"Di berbagai daerah, praktik-praktik memperpanjang kekuasaan melalui kerabat sangat marak terjadi," tandasnya. (Z-3)
Para mahasiswa pengunjuk rasa tersebut tidak mengalami kekerasan fisik yang berarti.
Survei Curator Nagara Institute dan Sosiolog, Sulfikar Amir, menerangkan ada 44,17% pemilih tak masalah jika kandidat Pemilu dan Pilkada berasal dari politik dinasti.
Ketua Para Syndicate Ari Nurcahyo mencatat terdapat beberapa episentrum Pilkada 2024 yang jadi peratrungan antara Prabowo Subianto, Joko Widodo (Jokowi), dan Megawati Soekarnoputri.
Dari 1.553 kandidat yang berkompetisi pada pilkada 2024, ada 605 kandidat yang terlibat dalam dinasti politik dinasti
Pramono mengatakan bahwa pada kontestasi Pilkada Serentak 2024, nasibnya sama dengan sang anak, Hanindhito Himawan Pramana atau Dito
PKS memiliki target suara 15% namun tidak tercapai atau hanya 8,42%
Pledoi Tom Lembong, tuntutan tujuh tahun penjara yang diajukan JPU merupakan kriminalisasi terhadap kebijakan publik.
SINYAL Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) bergabung ke Partai Solidaritas Indonesia (PSI) kian gencar.
PENGAMAT Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi menyoroti momen akrab Presiden Prabowo Subianto dengan Perdana Menteri India Narendra Modi.
TIM Hukum DPP PDI Perjuangan (PDIP) menyatakan telah mendapat informasi bahwa Sekretaris Jenderal (Sekjen) Hasto Kristiyanto sudah ditarget agar masuk penjara
Hendri Satrio berpendapat, sudah saatnya semua misteri yang menyelimuti demokrasi bangsa ini dibuka agar tidak ada lagi penyanderaan dalam politik.
KETUA DPP PDIP Ronny Talapessy mengatakan penetapan Hasto Kristiyanto sebagai tersangka dalam kasus suap Harun Masiku kental muatan politis.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved