Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Dominasi PDIP Dinilai Hambat Parpol Parlemen Merapat ke Koalisi Ganjar

Rifaldi Putra Irianto
21/7/2023 16:37
Dominasi PDIP Dinilai Hambat Parpol Parlemen Merapat ke Koalisi Ganjar
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri (tengah) calon presiden Ganjar Pranowo (kiri), dan Plt Ketua Umum PPP Muhamad Mardiono(MI/M IRFAN )

PERGERAKAN koalisi partai politik (parpol) pendukung bakal calon presiden Ganjar Pranowo saat ini masih didominasi oleh partai-partai non-parlemen, diketahui saat ini hanya dua partai besar yakni PDIP dan PPP yang telah menunjukkan sikapnya untuk mendukung Ganjar.

Melihat belum adanya kepastian dari parpol parlemen yang merapat dengan koalisi pendukung Ganjar, pengamat politik Firman Noor menilai keraguan parpol lain untuk merapat dengan koalisi Ganjar dikarenakan dominasi PDIP yang terlalu tegas.

"Saya kira ini refleksi dari beberapa hal, ada dari PDIP-nya sendiri di mana PDIP saat ini sudah menunjukkan bahwa siapapun yang nantinya akan bergabung, dia harus menyadari bahwa Presiden ini adalah petugas partai," tutur Firman dalam keterangannya, Jumat (21/7).

Baca juga: Gerindra Hormati Sikap PDIP Terkait Pemangilan Budiman Sudjatmiko

"Dalam posisi inikan berarti porsi komposisi kabinet, porsi agenda pemerintahan itu-kan akan didominasi oleh PDIP, nah tentu saja opsi ini tidak terlalu menarik untuk partai-partai menengah dan besar, kecuali partai partai kecil yang sudah pasrah," imbuhnya.

Selain itu, Idealisme PDIP yang sangat kental juga dinilai menciptakan keraguan sendiri bagi partai parlemen untuk bergabung dalam koalisi Ganjar.

Baca juga: Anies Katakan Perubahan tak Selalu Berarti Merombak

Dalam satu contoh, Firman menjelaskan, beberapa waktu belakang PDIP kerap kali melakukan pertemuan dengan Partai Demokrat, namun dia meyakini Demokrat tidak akan merapat ke koalisi pendukung Ganjar karena perbedaan idealisme.

"Kedua adalah idealisme. Dia (parpol lain) punya idealisme yang berbeda dengan PDIP. Nah misalnya mengapa kelompok perubahan (Demokrat) tidak bisa didekati oleh PDIP dan saya yakin tidak akan mengarah kesana, karena idealisme mereka sudah berbeda, mau dipaksa gimana juga susah. Karena kita bicara idealisme," jelasnya.

Senada dengan Firman, pengamat politik Ujang Komarudin juga menilai bahwa dominasi PDIP yang terlalu tegas dalam koalisi Ganjar menjadi keraguan bagi parpol parlemen untuk bergabung.

"Bisa jadi partai-partai parlemen itu belum bergabung karena menganggap PDIP terlalu dominan, karena punya tiket sendiri (untuk mengusung calon presiden). Dan partai-partai lain khawatir hanya dianggap sebagai pengikut," terangnya.

Ujang menambahkan, hal lain yang juga membuat partai-partai besar ragu untuk bergabung dengan dengan koalisi Ganjar karena memang parpol lain punya perhitungan sendiri dan memiliki pilihannya sendiri.

"Prinsipnya berkoalisi itukan kebersamaan dan ingin meraih kekuasaan bersama-sama. Saya sih melihatnya, mungkin partai-partai parlemen tidak merapat dengan PDIP, karena partai partai itu punya kepentingannya masing-masing. Seperti NasDem, Gerindra dan PKB itukan punya kepentingannya masing-masing," tukasnya. (Rif/Z-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya