ELEKTABILITAS Partai NasDem pada Januari 2023 berada di angka 7,3% atau meningkat jika dibandingkan pada periode Oktober 2022. Hasil survei tersebut dirilis oleh Litbang Kompas pada Selasa, 21 Februari 2023.
Menanggapi hal tersebut, Ketua DPP Partai NasDem Effendi Choirie alias Gus Choi mengatakan peningkatan elektabilitas Partai NasDem dalam sejumlah lembaga survei sebagai hasil dari bekerjanya mesin internal yang digerakkan oleh para kader, baik yang telah menduduki kursi legislatif nasional dan daerah maupun kepengurusan partai di tingkat nasional hingga ranting.
"NasDem juga sudah merekrut bakal caleg di seluruh tingkatan. Sebagian sudah bekerja memasang spanduk dan alat peraga. Jadi hasil survei berbagai lembaga survei, itu hasil sosialisasi," terang Gus Choi kepada jurnalis MGN, Selasa (21/2).
Selain efek dari kinerja kader internal, kedekatan Partai NasDem dan para pemilih juga meningkat dengan pengusungan Anies Baswedan sebagai calon presiden oleh Partai NasDem. Gus Choi mencontohkan bahwa di DKI Jakarta saja, elektabilitas Partai NasDem sebelum mengusung Anies Baswedan bertengger di 3%. Setelah mantan Gubernur DKI Jakarta itu resmi dideklarasikan oleh Partai NasDem, efek elektoral Anies membuat elektabilitas NasDem meroket hingga 14%. Di Provinsi Banten, hal serupa juga terjadi dengan elektabilitas NasDem berada pada angka 13,8%.
Meski tingkat keterpilihan Partai NasDem mengalami peningkatan, ternyata tidak sejalan dengan elektabilitas PKS dan Demokrat yang tergabung dalam Koalisi Perubahan. Elektabilitas Partai Demokrat sebesar 8,7%, tetapi angka tersebut menunjukkan tren penurunan dibandingkan Oktober 2022. Elektabilitas PKS pada posisi 4,8% yang juga menurun dibandingkan posisinya pada tiga bulan lalu.
Baca juga: Elektabilitas NasDem Melesat akibat Efek Ekor Jas Anies
Gus Choi meyakini bahwa efek ekor jas dari Anies Baswedan cepat atau lambat juga akan berpengaruh bagi parpol pengusungnya yang lain, termasuk Demokrat dan PKS. Hingga saat ini, Partai NasDem, Partai Demokrat, dan PKS belum secara bersama-sama mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai capres koalisi. Menurutnya, hal itu akan menunggu tahapan resmi dari KPU.
"Deklarasi itu kan hanya resepsi. Yang penting komitmen dan ikrar sudah. Sendiri-sendiri sudah, tinggal ikrar bersama. Yang penting itu nanti ketika ke KPU sudah tanda tangan bersama, kontrak kerja, hitam putihnya supaya legal dan itu yang akan disampaikan ke KPU," pungkasnya. (OL-14)