Headline
Pansus belum pastikan potensi pemakzulan bupati.
PRESIDEN Joko Widodo (Jokowi) dijadwalkan mengirimkan Surat Presiden (Surpres) pergantian Panglima TNI kepada DPR, hari ini, Rabu (23/11).
Menanggapi hal itu, Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari menilai tiga kepala staf TNI punya peluang yang sama untuk menjadi Panglima menggantikan Jenderal Andika Perkasa, yang segera memasuki masa pensiun.
Meski demikian, menurut Qodari, dibandingkan dengan KSAU Marsekal Fadjar Prasetyo dan KSAL Laksamana Yudo Margono, nama KSAD Jenderal Dudung Abdurachman dinilai punya peluang paling besar untuk dipilih Presiden Joko Widodo sebagai Panglima TNI berikutnya.
Baca juga: Tanggapi Panglima TNI, Rapsel Ali Tegaskan Indonesia Butuh Radar Terbaik
"Menurut saya, tiga kepala staf TNI memiliki peluang yang sama, tetapi jika ditanya siapa yang lebih memiliki peluang, jawabannya adalah Jenderal Dudung Abdurachman," kata Qodari dalam keterangannya, Rabu (23/11).
Qodari menilai, meskipun urutan jatah secara reguler atau giliran Panglima TNI selanjutnya berasal dari Angkatan Laut (AL) namun hal itu tidak memiliki payung hukum yang dapat dijadikan landasan pemilihan Panglima TNI.
"Kalau pakai urutan atau giliran dua yang terakhir dari AU dan AD, maka, kali ini, angkatan laut ya. Kalau istilahnya pakai giliran, tetapi kan soal giliran ini tidak ada hitam di atas putih, bukan aturan hukum. Lebih kepada soal sirkulasilah kira-kira begitu," jelasnya
Qodari melihat, terdapat tiga alasan kecenderungan atau potensi Panglima TNI berikutnya tetap berasal dari Angkatan Darat.
Pertama, Indonesia pada tahun depan sudah memasuki tahun politik. Maka dibutuhkan sosok Panglima TNI yang paham dan menguasai teritorial untuk mengendalikan dinamika politik di tengah masyarakat.
"Pertama, karena memang situasi politik yang sudah masuk tahun politik diperlukan penguasaan teritorial yang kuat dan itu yang pasti kalau bicara teritorial ya bicara angkatan daratlah itu nomor satu," ujar Qodari
"Saya melihat kecenderungannya atau peluang terbesar itu ada di Pak Dudung. Kenapa Pak Dudung? Karena tahun depan itu sudah masuk ke suasana pemilu tahun politik dan dinamika politiknya akan sangat tinggi," sambungnya.
Kedua, Qodari menilai sosok Dudung Abdurachman memiliki kapasitas dan pengalaman yang lama di lapangan, pernah bertugas baik itu di daerah maupun kota. Sehingga Dudung memahami karakter dan budaya masing-masing daerah.
"Kedua, memang pengalaman di lapangan sangat banyak dan sangat kuat. Pak Dudung itu kan pengalaman teritorialnya mulai daerah sampai dengan ibu kota kira-kira begitu," kata Qodari.
"Pak Dudung ini kan lama bertugas di Sumsel dan di Lampung, lama di daerah tahu dinamika daerah terus kemudian pernah juga di ibu kota bahkan sebagai Pangdam," imbuhnya.
Ketiga, lanjut Qodari, peluang Jenderal Dudung menjadi panglima TNI berpotensi didukung oleh partai penguasa PDI Perjuangan. Sebab, ada garis kedekatan personal antara Mayjen TNI (Purn) Cholid Ghozali, yang juga mertua Jenderal Dudung, dengan Almarhum Taufiq Kiemas.
"Kemudian yang ketiga saya yakin didukung juga oleh PDI Perjuangan karena mertuanya Pak Dudung itu dekat dengan Pak Taufik Kiemas almarhum, jadi PDIP sudah tidak asinglah dan tidak meragukan lagi nasionalisme Pak Dudung," pungkas Qodari. (RO/OL-1)
Dari potensi 5 juta hektare lahan sawit bermasalah, pemerintah telah memverifikasi pelanggaran di 3,7 juta hektare dan menguasai kembali 3,1 juta hektare.
Setelah kosong selama 25 tahun, jabatan Wakil Panglima TNI diemban Jenderal Tandyo Budi Revita.
Enam kodam baru itu akan disahkan dalam Upacara Gelar Pasukan Operasional dan Kehormatan Militer di Batujajar, Bandung, Jawa Barat, Minggu (10/8).
Selain itu, Marsda Deny Muis naik menjadi Panglima Kopasgat TNI dan Mayjen Djon Afriandi mendapat promosi jabatan sebagai Panglima Kopassus (Pangkopassus).
Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto melayat ke rumah duka mendiang Marsekal Pertama (Marsma) Fajar Adriyanto yang disemayamkan di rumah duka.
Presiden menekankan kekuatan pertahanan tidak hanya menjadi simbol kedaulatan, tetapi juga kunci untuk melindungi kekayaan alam bangsa.
Hal itu disampaikan saat uji kelayakan dan kepatutan atau fit and proper test calon panglima TNI
Meutya menjelaskan bahwa proses fit and proper test dengan agenda penyampaian visi-misi itu akan dijadwalkan berlangsung secara terbuka selama 30 menit.
Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono yang resmi menjabat sebagai Panglima pada Desember 2022 lalu akan pensiun pada 26 November 2023 atau saat berusia 58 tahun.
Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KASAD) Jenderal TNI Agus Subiyanto sebagai calon tunggal pengganti Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono.
Panglima TNI Laksamana Yudo Margono dan Jenderal TNI Dudung Abdurachman akan memasuki masa pensiun pada akhir 2023.
Presiden akan melantik KSAL Laksamana Yudo Margono sebagai Panglima TNI di Istana Negara, Jakarta, Senin (19/12).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved