Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Koalisi Perubahan Sulit Retak

Putra Ananda
10/11/2022 13:53
Koalisi Perubahan Sulit Retak
Calon presiden yang diusung oleh Partai NasDem Anies Baswedan menerima tim kecil dari NasDem, PKS, dan Demokrat.(Dok.Pribadi)

DIREKTUR Eksekutif Aljabar Strategic, Arifki Chaniago berpendapat Kalisi Perubahan yang saat ini sedang dijajaki oleh tiga partai yakni NasDem, PKS, dan Demokrat sulit untuk retak. Ketiga partai diketahui saat ini memiliki keuntungan yang sama dengan pencalonan Anies Baswedan dalam Pemilu Presiden (pilpres) 2024 mendatang.

"Koalisi Perubahan ini sulit untuk retak, dilihat dari sisi kenyamanan PKS dan Demokrat tidak punya pilihan lain kecuali mendukung Anies sebagai capres," ujar Arifki dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Kamis (10/11).

Masing-masing partai pendukung Anies mendapatkan efek ekor jas pada Pemilu 2024. Dampak elektoral dan keinginan untuk memenangkan pilpres tentu lebih besar dari berbagai tawaran lain yang cendrung berpotensi merusak koalisi.

“Demokrat dan PKS ini sudah puasa kekuasan di dua pemerintahan Jokowi. Tidak mungkin, dalam situasi politik yang masih Zuhur. PKS dan Demokrat sudah tergoda untuk membatalkan rencana besarnya di tahun 2024. Jika bergabung dengan koalisi lainnya, PKS dan Demokrat hanya jadi Makmum Masbuk dalam koalisi politik, meskipun belum punya capres dan cawapres, koalisi lain sudah membangun hubungan emosional sejak lama,” jelas Arifki.

Baca juga: Anies Nantikan Kepastian Koalisi NasDem, PKS dan Demokrat

Arifki menilai, batalnya rencana NasDem untuk mendeklarasikan koalisi bertepatan dengan Hari Pahlawan 10 November lebih ditenggarai pada momentum waktu yang dirasa belum tepat bagi PKS dan Demokrat. Pendeklarasian koalisi dianggap hanya memberi keuntungan sepihak kepada NasDem yang sudah lebih dulu mendeklarasikan Anies lebih awal.

"Sedangkan Demokrat dan PKS harus berebut kursi cawapres. Demokrat ingin usung AHY, sebaliknya PKS ingin duetkan Anies dengan Aher. Kesepakatan ini bisa terlaksana lebih cepat jika salah satu partai mengalah atau menerima tawaran lain sebagai pemimpin koalisi, serta jumlah kursi menteri yang lebih besar jika Koalisi Perubahan menang," jelasnya.

Koalisi Perubahan dikatakan Arifki juga tengah mencari momentum yang tepat untuk melakukan deklarasi. Dengan belum munculnya capres dari PDI-P dan KIB, Koalisi Perubahan tentu menyimpan nama cawapres untuk dikeluarkan pada saat yang tepat. Sehingga koalisi tersebut tetap menjadi bahan percakapan pada momentum puncak.

“Koalisi pendukung Anies masih mencari titik temu, terutama penentuaan kursi cawapres. Paling tidak harus ada yang mengalah. Mungkin saja dengan adanya jaminan sebagai pemimpin koalisi atau jatah menteri yang lebih besar. Ya, deal-dealnya pasti berada di ranah itu”, ucap Arifki. (OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain
Berita Lainnya