Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Partai Politik Sebaiknya Prioritaskan Kadernya Pada Pilpres

Widhoroso
30/9/2022 19:58
Partai Politik Sebaiknya Prioritaskan Kadernya Pada Pilpres
Ilustrasi(DOK MI)

JELANG Pemilu 2024, partai politik (oparpol) didorong untuk majukan kader internalnya sendiri. Hal ini dalam rangka menguatkan kualitas demokrasi di Indonesia.

"Saatnya kita berpikir memperkuat kelembagaan partai politik untuk memperkuat demokrasi kita. Peran parpol sangat penting dalam menentukan kualitas demokrasi. Mulai dari proses rekrutmen politik hingga mempersiapkan aktor-aktor politik sebagai hasil kaderisasi partai, menjadi pemimpin politik baik ditingkat lokal maupun nasional," kata Direktur Eksekutif SCL Taktika Consulting Iqbal Themi dalam keterangan yang diterima Jumat (30/9).

Penguatan peran parpol dalam mempersiapkan kader-kader pemimpin masa depan, ujar Iqbal, akan memudahkan partai dalam menentukan siapa yang layak merepresentasikan partai di setiap pelaksanaan pemilu. Disaat yang sama, juga memperkuat “imunitas partai”, menjadi tidak mudah tergiur terhadap angka elektoral figur-figur yang datang dari eksternal partai.

"Jika parpol lebih senang mengusung figur eksternal karena pertimbangan elektoral atau ketersediaan logistik misalnya, dan ini menjadi semacam tradisi atau keladziman, maka yang akan dirugikan parpol itu sendiri. Peran parpol menjadi dianggap tidak signifikan. Karena bisa dikalahkan oleh numerik politik semata," tegas alumnus Magister Ilmu Politik Universitas Indonesia (UI) itu.

Partai politik, lanjut dia, juga akan terlihat seperti tidak punya kesiapan setiap menghadapi kontestasi pemilu. Hal ini disebabkan parpol tidak menyiapkan secara baik kadernya menjadi aktor-aktor politik yang matang.

Kerugian selanjutnya, parpol secara tidak langsung “mendemoralisasi” peran dirinya (partai) itu sendiri. Misal, cenderung memberikan “karpet merah” pada figur eksternal yang punya elektabilitas tinggi dengan pertimbangan agar menang pemilu lebih mudah. Sementara, kader-kader potensial hasil kaderisasi parpol diabaikan karena dinilai punya elektoral lebih lemah.

"Padahal hal seperti itu tanggung jawab parpol. Bagaimana bisa merebut simpati publik sehingga dapat mengkatrol elektabilitas kader-kadernya saat berkontestasi dalam Pemilu," ujarnya.

Pesimisme memenangkan pemilu karena jagoan internal partai lemah secara elektabilitas, kata dia, harusnya tidak terjadi. Ini mengingat semua parpol punya struktur atau mesin politik dari tingkat nasional hingga daerah yang bisa diaktivasi atau digerakan basis massanya. (RO/OL-15)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso
Berita Lainnya