Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Lemhannas RI Selenggarakan Jakarta Geopolitical Forum Bertema Geomaritim

Mediaindonesia.com
25/8/2022 09:51
Lemhannas RI Selenggarakan Jakarta Geopolitical Forum Bertema Geomaritim
Ilustrasi sektor maritim(AFP)

GUBERNUR Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhannas RI) Andi Widjajanto mengungkapkan adanya perubahan tatanan geopolitik global ke arah yang semakin tidak menentu. Wilayah maritim diprediksi akan menjadi arena persaingan utama antarnegara bahkan semakin mendekat dengan Indonesia. Karena itu, Lemhannas RI menilai dinamika ini sangat menarik untuk dicermati.

“Khusus untuk tahun ini tema yang kami angkat adalah tentang geomaritim dengan kesadaran pertarungan geopolitik di depan akan semakin dekat ke kita, karena akan terjadi di kawasan Asia Timur dan akan menggunakan maritim, laut, samudera sebagai wadah pertarungannya,” kata Andi Widjajanto saat membuka acara The 6th Jakarta Geopolitical Forum “Geomaritime: Chasing the Future of Global Stability”, Rabu (24/8). 

Kondisi tersebut akan memunculkan tantangan dalam mempertahankan status quo dan kebangkitan para revisionis ketika menggunakan kekuatan maritim dalam rangka mempertahankan sumber daya dan teknologi untuk kekuasaan.

“Yang terjadi seharusnya ada pembangunan infrastruktur global yang menggabungkan antarnegara, bahkan antarbenua, yang terjadi seharusnya terciptanya satu rantai pasok global,” imbuhnya.

Menurutnya, Freedom of navigation yang menjadi inti dari stabilitas.

“Selama ada freedom of navigation, stabilitas maritim tercapai. Nah, sekarang itu tidak cukup, freedom of navigationnya ada, ternyata ada disrupsi rantai pasok,” ungkapnya.

Baca juga: Gubernur Lemhanas: Kolaborasi Kementan Sangat Luar Biasa dalam Menjaga Pangan

Gubernur Andi Widjajanto juga menambahkan yang terjadi saat ini adalah konektivitas, akan tetapi justru sebaliknya yaitu patahan dan diskonektivitas.

“Yang terjadi hari ini, konektivitas memunculkan patahan-patahan global. Sejak Februari 2022, patahannya semakin keras karena ada pertarungan Amerika Serikat – Rusia, karena terjadinya krisis di Ukraina,” tuturnya.

Sehingga, selagi kompetisi kekuatan tetap berlangsung pada isu-isu kemaritiman, masa depan geomaritim tentu sangat relevan untuk dibicarakan. Sistem global yang didorong oleh kepentingan hegemoni di era transisi norma perdagangan dan ekonomi telah memunculkan perkembangan teknologi untuk mempertahankan kekuasaan yang dipicu oleh munculnya negara-negara kontra hegemoni.

Mencermati hal di atas, muncul pertanyaan mendasar tentang menavigasi geopolitik maritim sebagai sebuah prasyarat mendasar untuk membangun stabilitas global dalam dunia yang aman dan sejahtera.

Oleh sebab itu, untuk keenam kalinya, Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhannas RI) menyelenggarakan Jakarta Geopolitical Forum pada Rabu dan Kamis, 24 dan 25 Agustus 2022 dengan menghadirkan para ahli geopolitik dari berbagai negara.

Tahun ini, the 6th Jakarta Geopolitical Forum mengangkat tema “Geomaritime: Chasing the Future of Global Stability” secara hibrida. Selain tema besar tersebut, terdapat tiga sub tema pada setiap sesi kegiatan, yaitu:

(1) Maritime defense and security in dynamic uncertainties;
(2) Geomaritime political economy: generating growth, sustaining resource, and gaining power; dan
(3) Advancing maritime technology in geo-strategic context.

Gubernur Lemhannas RI Andi Widjajanto membuka acara Jakarta Geopolitical Forum yang bertempat di Grand Studio Metro TV pada Rabu pukul 08.00 WIB.

Ada 11 Narasumber terkemuka yang berasal dari lima negara, antara lain, Amerika Serikat, Rusia, Australia, Singapura, dan Indonesia. Forum internasional ini bertujuan untuk menciptakan desain tata kelola hubungan antaraktor geopolitik dalam mencapai keseimbangan kekuatan guna terbentuknya stabilitas global, khususnya masa depan geopolitik Indonesia dan dunia.

“Tujuannya adalah membantu untuk lebih memahami apa yang disebut sebagai konektivitas global,” ucap Andi.

Di sisi lain juga untuk memahami konteks geomaritim kontemporer yang mewarnai isu geopolitik yang sedang berkembang maupun yang akan terjadi ke depan, serta mendalami makna inti masa depan geopolitik yang berbasis pada maritim dan pengaruhnya terhadap stabilitas global.(RO/OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya