Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Surya Paloh : Indonesia Rindu Pemimpin Merakyat dan Tidak Mudah Marah

Bagus Suryo
25/7/2022 15:11
 Surya Paloh : Indonesia Rindu Pemimpin Merakyat dan Tidak Mudah  Marah
Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh (dua dari kiri) menerima gelar Doktor HC dari FISIP Universitas Brawijaya Malang, Senin (25/7/2022).(MI/Bagus Suryo )

KETUA Umum Partai NasDem Surya Paloh menyatakan bangsa ini sedang merindukan pemimpin yang merakyat dan tidak mudah marah-marah. Karena  itu, Partai NasDem membuat kriteria pemimpin yang konsisten ucapan dan perbuatan, mampu memberikan nilai tambah ketauladanan, perilaku dan sikap.

"Yang bisa menjadi parameter kita bersama, kita harapkan siapa pun yang menawarkan dirinya, kita harapkan mampu memberikan sesuatu yang jauh lebih berarti bagi membangun kehidupan berbangsa," tegas Surya Paloh kepada wartawan di Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur, Senin (25/7).

Ia menjelaskan pemimpin bangsa yang menawarkan diri pada Pemilu 2024 itu seharusnya mereka yang memiliki semangat pengorbanan terimplementasi dalam sikap dan amal perbuatan kesehariannya.

Perilaku keseharian itu berupa kerendahan hati, bisa merakyat dan menawarkan pikiran-pikirannya dengan tersenyum, bukannya marah-marah.

"Itu penting. Kita sekarang lagi rindu dengan keramahtamahan para pemimpin bangsa," imbuhnya.

Sosok pemimpin yang penuh dengan ramah-tamah ini, lanjutnya, bagian penting yang dibutuhkan saat ini.

"Kalau style-nya kenceng, pemimpin partai style kenceng, marah-marah saja, rusak saya pikir semua kehidupan," tandasnya.

baca juga: Surya Paloh Terima Anugerah Doktor Honoris Causa Di Universitas Brawijaya

Bila demikian, artinya yang diperoleh masyarakat hanya kulit luarnya saja, tidak substantif. Sehingga keberanian mengutarakan keterusterangan dan spontanitas akan tereduksi sedemikian rupa.

"Kita tidak mau itu. Tentu, ada paramater dan koridor. Ada asas kepantasan, kepatutan, nilai yang bisa kita terima," tuturnya.

Surya Paloh menekankan keberanian mengutarakan pendapat bukan serta merta penuh caci dan maki satu dengan lainnya apalagi saling
merendahkan.

Karena itu, jangan sampai terulang peristiwa polarisasi ketika peserta Pemilu tidak mampu menjaga diri dan menahan hingga pada
akhirnya mengarah perpecahan bangsa. Sentimen negatif yang berimbas menimbulkan kebencian itu jangan pernah terulang lagi.

Untuk itu semua elemen bangsa harus membangun semangat bersama, jangan sekali-kali menganggap enteng potensi perpecahan. Hal itu menjadi tugas dan tanggung jawab bersama dalam merawat spirit persatuan.

"Itu seharusnya mejadi konsen kita bersama. Kita mendukung bangsa ini kondusif," pungkasnya.(N-1)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya