Headline

AS ikut campur, Iran menyatakan siap tutup Selat Hormuz.

Fokus

Tren kebakaran di Jakarta menunjukkan dinamika yang cukup signifikan.

Kejagung Periksa Investigator Komite Anti Dumping terkait Korupsi Impor Besi Baja

Tri Subarkah
15/6/2022 19:16
Kejagung Periksa Investigator Komite Anti Dumping terkait Korupsi Impor Besi Baja
Gedung Kejaksaan Agung(MI/M. Irfan)

PENYIDIK Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus (JAM-Pidsus) Kejaksaan Agung memeriksa seorang investigator Komite Anti Dumping Indonesia (KADI) berinsial RO sebagai saksi. Pemeriksaan itu terkait penyidikan kasus dugaan korupsi dalam impor besi atau baja dan produk turunannya tahun 2016 sampai 2021.

"RO diperiksa terkait hasil penyelidikan anti dumping terhadap kode HS tertentu pada produk besi dan baja," kata Ketut melalui keterangan tertulis, Rabu (15/6).

Selain RO, penyidik juga memeriksa tiga saksi lainnya yang berasal dari Komite Perngamanan Perdagangan Indonesia (KPPI). Mereka adalah Kepala Sub Komite Sektor Pertanian, Kehutanan, Kelautan, dan Perikanan KPPI berinisial RH, serta AN dan IA selaku investigator KPPI.

"Ketiganya diperiksa mengenai mekanisme penyelidikan terkait importasi yang diduga merugikan industri dalam negeri," jelas Ketut.

Baca juga : KPK Imbau Menteri Anyar Segera Serahkan LHKPN

Kerugian industri dalam negeri terjadi karena produk besi atau baja yang masuk ke Tanah Air melebihi kuota impor dalam persetujuan impor (PI) milik enam perusahaan importir yang telah ditetapkan sebagai tersangka.

Mereka adalah PT Bangun Era Sejahtera, PT Duta Sari Sejahtera, PT Inti Sumber Bajasakti, PT Jaya Arya Kemuning, PT Perwira Aditama Sejati, dan PT Prasasti Metal Utama. Keenamnya menjual lagi besi atau baja yang telah diimpor ke pasaran dengan harga yang lebih murah daripada produk lokal.

Di samping tersangka korporasi, Kejagung juta telah menersangkakan tiga orang, salah satunya adalah mantan Kepala Sub Bagian Tata Usaha pada Direktorat Impor Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Tahan Banurea.

Sementara itu, dua tersangka lainnya adalah Budi Hartono Linardi selaku pemilik PT Meraseti Logistik Indonesia sekaligus anak buahnya, yakni Taufiq. Keduanya berperan meloloskan proses impor keenam perusahaan dengan mengurus surat penjelasan (sujel) di Direktorat Impor Kemendag. (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya