Headline

DPR setujui surpres pemberian amnesti dan abolisi.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

Wapres: Waspadai Propaganda Komputasional Jelang Pemilu 2024

Emir Chairullah
04/6/2022 07:12
Wapres: Waspadai Propaganda Komputasional Jelang Pemilu 2024
Wakil Presiden Ma'ruf Amin(ANTARA/Syifa Yulinnas)

WALAUPUN sebuah keniscayaan, kemajuan teknologi informasi, yang dirasakan saat ini, diharapkan tidak memicu perpecahan bangsa. Oleh karena itu, Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengajak seluruh masyarakat, termasuk para santri dan guru, untuk dapat memanfaatkan kemajuan ini dengan bijak agar tidak terbawa arus disinformasi.

“Tapi ada bahayanya. Bahayanya itu apa? Munculnya disinformasi, informasi yang tidak benar, munculnya hoaks, munculnya fitnah,” katanya dalam keterangan pers usai menghadiri acara Sarasehan Bersama Pimpinan Pusat dan Wilayah Persatuan Guru Nahdlatul Ulama di Mojokerto, Jawa Timur, Sabtu (3/6).

Ma’ruf mencontohkan bertebarannya akun-akun palsu yanng menggunakan platform-platform seperti Google dan Facebook, yang digunakan untuk menyebarkan fitnah. 

Baca juga: Wapres: Lulusan Pesantren Bisa Berkiprah di Politik dan Pemerintahan

Fenomena tersebut, tambahnya, sudah banyak terjadi di berbagai negara termasuk di Amerika Serikat.

“Disebutnya apa ini? Propaganda komputasional,” ungkapnya.

Menurutnya, propaganda komputasional saat ini telah masuk ke dalam tatanan masyarakat hingga ke tingkat terkecil, yaitu anak-anak. 

Untuk itu, dirinya mengimbau agar hal ini dapat disikapi dengan baik oleh seluruh masyarakat, diantaranya oleh para guru (tenaga pendidik) dan santri.

“Sebab sekarang sudah masuk kemana-mana, masuk ke dapur, masuk ke kamar anak-anak kita, membuat keraguan, dan juga membuat perpecahan-perpecahan,” jelasnya.

Ma’ruf berharap agar para guru dan santri bisa mencegah upaya penyesatan yang terjadi di dunia maya tersebut. 

“Yang harus kita cegah, jangan sampai nanti [kemajuan teknologi informasi] digunakan untuk membuat, merusak, memengaruhi pikiran masyarakat dalam rangka penyesatan. Ini tugas guru memberikan pengertian kepada murid-murid kita ini,” ujarnya.

Apalagi, tambahnya, dalam dua tahun ke depan Indonesia akan kembali memasuki pesta demokrasi terbesar di negeri ini. 

“Hati-hati, ini sudah mau Pilpres (pemilihan Presiden). Ini sudah mulai terjadi pelan-pelan, dan berbagai antisipasi. Kita memang disuruh melakukan antisipasi pada saat kemungkinan terjadinya bahaya,” imbaunya.

Menutup sambutannya, Wapres berpesan agar seluruh guru yang berada di bawah naungan PERGUNU dan para santrinya dapat menguasai teknologi informasi serta perkembangannya agar dapat beradaptasi dengan perkembangan zaman dan tidak terjerat dalam propaganda komputasional.

“Karena itu santri-santri harus ngerti. Semua digital. Kalau tidak ketinggalan zaman,” pungkasnya. (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya