Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Mantan Kepala Bappenas: Pemindahan Ibu Kota Menata Indonesia

Dhika Kusuma Winata
31/1/2022 07:15
Mantan Kepala Bappenas: Pemindahan Ibu Kota Menata Indonesia
Presiden Joko Widodo meninjau sodetan akses jalan menuju lokasi ibu kota negara yang baru di Kalimantan Timur, Selasa (24/8/2021).(BIRO PERS SETPRES)

MANTAN Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Andrinof Chaniago menyatakan pemindahan ibu kota negara (IKN) merupakan jawaban atas berbagai persoalan bangsa seperti ketimpangan yang sudah lama terjadi. Ia menyebut pembangunan IKN di Kalimantan menjadi upaya menata Indonesia yang lebih merata dan adil.

"Kita harus melihat (konteks) Indonesia. Pindah ibu kota ini dalam rangka membangun Indonesia, memulai dengan menata Indonesia," kata Andrinof saat dihubungi, Minggu (30/1).

Kondisi ketimpangan yang terjadi selama ini disebutnya menjadi warisan kolonial yang perlu diatasi. Pemerataan perlu dilakukan agar magnet ekonomi dan kehidupan sosial tidak hanya dominan di Jakarta ataupun Pulau Jawa.

"Yang lebih mendasar lagi ini (IKN) jalan keluar dari kondisi struktural ketimpangan yang sudah mencengkram karena warisan sejak zaman kolonial dengan segala akibatnya. Banyak masalah yang muncul kemudian negara maupun daerah punya keterbatasan untuk mengatasinya," ujarnya.

Andrinof menilai persoalan di Jakarta mulai dari pengelolaan sampah, ancaman banjir, kemacetan, hingga polusi udara yang mengakibatkan kerugian puluhan triliun sudah lama disadari tinggi bebannya.

Kesejahteraan masyarakat di Jakarta, ujarnya, juga menjadi persoalan yang sulit diatasi karena struktur kota megapolitan yang tidak sehat. Ia mencontohkan masalah perumahan bagi kalangan menengah ke bawah di Jakarta.

"Orang menengah ke bawah berilusi punya tempat tinggal yang terjangkau itu di pinggir. Tetapi itu ilusi karena sebetulnya pengorbanan mereka secara ekonomi jadi lebih besar. Biaya transportasi, biaya kesehatan, biaya menjaga kesehatan, sampai waktu produktifnya hilang 5 jam sehari," ucap Andrinof.

Permasalahan itu dinilai bakal berat jika hanya ditangani dengan cara-cara biasa selama ini. Sebab itu, kata Andrinof, pemindahan ibu kota dari Jakarta akan membuat manuver kebijakan untuk membenahi bisa lebih luas.

"Ini strategi memecah magnet tunggal, magnet dominan yang namanya Jabodetabek atau Jakarta kemudian membagi medan magnet itu. Sehingga, daya tarik tidak lagi terpusat atau terfokus pada Jabodetabek atau Jakarta atau Pulau Jawa," ungkapnya. (P-2)

Baca juga rubrik Polemik halaman 4 Harian Media Indonesia, edisi Senin (31/1).



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya