Headline
KPK akan telusuri pemerasan di Kemenaker sejak 2019.
KOMISI IX DPR RI mendesak Kementerian Kesehatan RI untuk meningkatkan capaian program imunisasi demi keberlanjutan program imunisasi dasar lengkap (IDL), imunisasi lanjutan (program BIAS) serta Program Imunisasi Nasional termasuk PCV, HPV, JE dan Rotavirus dengan meningkatkan koordinasi dengan pemerintah daerah untuk memastikan sistem pelaporan cakupan imunisasi sesuai jadwal sebagaimana dasar untuk pelaksanaan program vaksinasi tahun depan.
“Meningkatkan kolaborasi antar lembaga dan pemerintah daerah untuk memastikan ketersediaan vaksin dan distribusinya dan membuka kesempatan seluas-luasnya kepada penyedia vaksin PCV, HPV dan Rotavirus untuk menjamin kontinuitas ketersediaan vaksin,” ungkap Wakil Ketua Komisi IX DPR Ansory Siregar saat membacakan poin kesimpulan rapat kerja Komisi IX DPR RI di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (22/11).
Dalam rapat yang membahas pelaksanaan Program Vaksin Regular, perkembangan pembahasan Program Imunisasi Nasional untuk PCV, HPV, dan Rotavirus serta persiapan pelaksanaan Program Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) 2021, Komisi IX juga mendesak Kemenkes segera merevisi SK Menteri Kesehatan No HK 01.007/Menkes/449/2020 tentang Perluasan Program demonstrasi HPV tahun 20202-2024.
“Untuk memastikan komitmen pemerintah dalam rencana perluasan program vaksinasi HPV tahun 2022 di provinsi dengan prevalensi tinggi dan program nasional di tahun 2023,” ucap politikus Fraksi PKS itu.
Dan untuk peningkatan cakupan imunisasi, Komisi IX mendorong kemenkes untuk meningkatkan sosialisasi guna mempercepat pelaksanaan program imunisasi dasar lengkap (IDL), imunisasi lanjutan melalui Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) serta program imunisasi nasional (termasuk PCV, HPV, JE dan Rotavirus) dengan melibatkan secara intensif pemerintah daerah, organisasi profesi dan komisi IX.
Sebelumnya, (Plt) Dirjen Pencegahan, Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan (P2P) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Maxi Rein Rondonuwu menyampaikan penyebab rendahnya cakupan imunisasi rutin pada anak terjadi karena sejumlah kendala seperti masalah administrasi pengadaan vaksin, biaya distribusi dan penyimpanan vaksin serta sejumlah kendala lainnya.
“Rendahnya cakupan imunisasi rutin ini karena beberapa kendala di lapangan seperti kendala administrasi pengadaannya. Tentu harus ada solusi perencanaan metode pengadaan yang tepat,” terangnya.
Adapun imunisasi dimaksud yakni imunisasi mulai anak dari usia 12-23 bulan yang pada bulan Oktober target 78,0% hingga Oktober 2021 ini baru mencapai 56,5%.
Selain itu, untuk campak rubella di bawah 2 tahun untuk bayi pada Januari hingga Oktober masih sangat jauh dari target 67,5%, saat ini baru mencapai 40,9%.
Maxi mengatakan, selain terkendala masalah administrasi pengadaan vaksin, kendala lainnya adalah terkait dengan distribusi dan penyimpanan. Dalam hal ini, distribusi ke kabupaten/kota terkendala dengan pembiayaan karena ada daerah yang tidak mengalokasikan anggarannya serta kendala gudang penyimpanan vaksin penuh karena bersamaan dengan vaksin Covid-19.
Rapat kerja Komisi IX DPR RI dengan Menteri Kesehatan beserta jajaran, turut dihadiri Pengurus Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Pengurus Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) dan Pengurus Himpunan Onkologi Ginekologi Indonesia (HOGI). (Iam/RO/OL-09)
Saat ibunya diimunisasi maka zat antibodi-nya akan bisa masuk melalui plasenta dan saluran tali pusar ke si bayi
Masalah stunting di Indonesia belum kunjung reda. Namun, infeksi tersembunyi seperti Respiratory Syncytial Virus (RSV) ternyata bisa memicu lahirnya bayi stunting.
Hepatitis B merupakan infeksi virus yang menyerang hati dan dapat bersifat akut maupun kronis.
Vaksin memiliki beragam manfaat, antara lain untuk melindungi anak dari berbagai macam penyakit berbahaya seperti polio serta mencegah komplikasi berat yang dapat menyebabkan kecacatan.
Vaksin HPV yang selama ini dikenal sebagai perlindungan utama terhadap kanker serviks pada perempuan, kini direkomendasikan juga untuk anak laki-lak
Akses layanan imunisasi yang terbatas, pasokan vaksin yang terganggu, konflik, situasi kemanusiaan yang sulit menjadi faktot bayi belum diimunisasi.
Kasus Raya, anak yang meninggal karena tubuhnya dipenuhi dengan cacing di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, seharusnya bisa dicegah jika keluarga dan lingkungan sekitar saling mengingatkan.
Jika diabetes menyerang di usia muda, tubuh akan terpapar kadar gula darah tinggi dalam jangka waktu panjang, sehingga risiko komplikasi seperti penyakit jantung, stroke dan lainnya meningkat
KEMENTERIAN Kesehatan bersama MSD Indonesia resmi meluncurkan kampanye nasional edukasi kesehatan “Tenang untuk Menang 2025" di Kota Bandung, Kamis (14/8).
PEMERINTAH memastikan tunjangan khusus bagi dokter spesialis, utamanya yang bertugas di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) segera direalisasikan.
WAKIL Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono, mengungkapkan bahwa Indonesia saat ini menempati posisi kedua di dunia dalam jumlah kasus Tuberkulosis (Tb), setelah India.
UNTUK mendukung dokter yang mengabdi di wilayah-wilayah dengan akses terbatas pemerintah memberikan tunjangan khusus bagoi dokter-dokter spesialis hingga subspesialis.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved