MASYARAKAT tidak perlu mencari lebih dalam mengenai riwayat hidup Akidi Tio, pengusaha yang telah meninggal dunia namun melalui keluarganya menyumbang Rp2 triliun ke Pemprov Sumatra Selatan untuk penanggulangan covid-19.
Menurut mantan Kepala Pelaksana Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP) Yudi Latief yang terpenting penyaluran dana Rp2 triliun itu dilakukan tepat sasaran, transparan dan efektif.
"Sumbangan yang telah diberikan dari berbagai pihak bisa dipertanggungjawabkan, supaya dana tersebut bisa digunakan secara benar dan efektif," ujar Yudi di Jakarta, Kamis (29/7).
Yudi meyakini, dana itu jika dikelola dengan baik akan menjadi satu pelajaran berharga bagi masyarakat.
Sosok almarhum Akidi Tio, masih berselimut misteri. Wajah dan profil bisnisnya pun masih tersamar. Terlebih enam putranya yang telah memberikan sumbangan atas wasiat ayah mereka.
Sampai-sampai tokoh pers nasional yang juga mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan yang dikenal memiliki relasi luas dengan kalangan pengusaha keturunan pun, penasaran mencari tahu siapa Akidi Tio. Demikian pula aktor senior Anwar Fuadi yang mengenal hampir semua tokoh di Sumatra Selatan pun kesulitan mencari tahu figur Akidi Tio.
"Begitulah hati dan perasaan sering memiliki pilihannya sendiri. Kita sulit memahaminya. Seorang Akidi Tio dan keluarganya, yang tak pernah masuk dalam daftar orang terkaya di negeri ini, menyumbang demikian fantatis tanpa mau tampil ke publik," papar Yudi.
Yudi mengakui sumbangan keluarga Akidi Tio sangat membanggakan. Lantaran di tengah situasi kelangkaan, ada keteladanan yang luar biasa yang ditunjukkan di tengah-tengah masyarakat. "Sikap ini, sekali lagi menunjukkan jika Indonesia dari segi masyarakatnya masih banyak yang menunjung tinggi nilai-nilai keluhuran," ungkap Yudi.
Rasa empati dan solidaritas sosial masyarakat Indonesia demikian spontan dan menggelinding bak bola salju, saat pemerintah kewalahan menangani pandemi covid-19 yang tidak berkesudahan. Masyarakat kelas atas, menengah, hingga bawah, bahu-membahu ringan tangan membantu sesama.
Di Yogyakarta, ada dokter muda Riyo Pungki Irawan (24), yang dengan setia melayani konsultasi medis kepada masyarakat yang menjalani isolasi mandiri (Isoman) akibat terpapar korona. Di Bandar Lampung, Bakti Saputra (27) dan beberapa temannya berkeliling hingga malam hari untuk memberikan vitamin dan suplemen bagi para pasien Isoman.
Menurut Yudi, banyak lagi individu-individu lainnya yang melakukan gerakan semacam itu. Kenyataan tersebut sesuai dengan survei indeks kedermawanan dunia dari Inggris yang dikeluarkan tahun 2021. Survei tersebut menobatkan Indonesia menjadi negara yang paling dermawan di dunia di masa covid-19 ini.
Survei itu kian nyata, ketika muncul penyumbang dana penanggulangan Covid-19 dengan jumlah yang amat fantastis, Rp2 triliun, tanpa pamrih dan tidak ingin dikenal publik. "Ini kan luar biasa. Jadi, masyarakat Indonesia masih banyak yang mengamalkan nilai kebaikan," ujar Yudi.
Selain keluarga Akidi Tio, sejumlah pengusaha besar papan atas pun turut berperan dalam membantu penanganan pandemi. Sebut saja, bos Media Group, Surya Paloh. Di awal pandemi hingga kini, Surya Paloh menyerahkan Hotel bintang 5 miliknya, The Media Hotel and Towers, untuk dijadikan Posko dan Kesekretariatan Tim Koordinator Satgas Penanganan Covid-19, termasuk juga tempat bagi para tenaga kesehatan beristirahat.
Langkah nyata itu, kemudian menggugah sejumlah pemilik hotel dan gedung lainnya, yang meminjamkan secara cuma-cuma asetnya untuk penanganan covid-19 di berbagai wilayah di Tanah Air. Yudi berharap, keteladanan Akidi Tio dan berbagai pihak menjadi bola salju guna membangkitkan kepekaan hati para pengusaha besar untuk melakukan hal serupa di daerah masing-masing, sebab entah kapan pandemi covid-19 ini berakhir. (P-2)