KETUA Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri mengajak semua pihak menggelorakan semangat kebangkitan nasional untuk memberantas korupsi.
Momentum Hari Kebangkitan Nasional yang diperingati setiap 20 Mei ini dinilai penting untuk digaungkan melawan musuh bangsa yang sudah mewabah di negeri ini yakni korupsi.
"Salah satu permasalahan berat bangsa saat ini adalah masih mewabahnya virus korupsi yang telah berurat akar di republik ini. Perlu semangat kebangsaan yang utuh dan kuat untuk menggelorakan kebangkitan nasional dalam perang besar melawan dan memberantas laten korupsi di negeri ini," kata Firli dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (20/5).
Firli menyebut semangat kebangsaan yang bulat dan kokoh serta nilai-nilai nasionalisme dan patriotisme yang terkandung dalam Hari Kebangkitan Nasional menjadi modal dalam upaya jihad melawan korupsi. Pasalnya, sambung Firli, korupsi merupakan kejahatan kemanusiaan yang merusak setiap sendi dan aspek kehidupan berbangsa dan bernegara.
Baca juga: Kerugian Korupsi di ASABRI Berkurang Rp1 Triliun
"Filosofi Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mengrwa, sudah tentu telah menumbuhkan rasa, jiwa dan semangat kebangsaan untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan agar segera bangsa ini bangkit dari buaian mimpi indah namun semu dari kejahatan korupsi serta perilaku koruptif, yang cukup lama menina bobo kan negeri ini," ucapnya.
Hari Kebangkitan Nasional, ujarnya, patut diteladani bersama karena esensi dan nilai-nilainya terbukti mengikuti dan sejalan dengan perkembangan zaman, dari masa ke masa bagi generasi sebelumnya, generasi masa kini, dan generasi yang akan datang.
Dengan semangat antikorupsi, Firli mengajak semua untuk bangkit dari segala keterpurukan dengan kebangsaan yang kokoh. Semangat antikorupsi itu juga demk menyongsong masa depan yang lebih baik lagi agar cita-cita didirikannya negara bisa terwujud.
"Dalam pemberantasan korupsi, semangat kebangkitan nasional mutlak diperlukan agar bilah pedang antikorupsi dapat kita lesakkan bersama, tepat menghunus dan mematikan jantung urat nadi korupsi dan perilaku koruptif dinegeri ini," jelasnya.
Baca juga: Harkitnas, Menkominfo Ajak Perangi Hoaks dan Disinformasi
Firli menambahkan kondisi saat ini, situasi sosial kemasyarakatan rentan terfragmentasi. Karena itu, semangat kebangkitan nasional yang menjunjung tinggi rasa kebangsaan yang didalamnya terkandung nasionalisme dan patriotisme amat diperlukan.
Dia meyakini Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhineka Tunggal Ika tidak sekedar mempersatukan keragaman bangsa, namun juga selalu menumbuhkan rasa cinta serta kesetiaan terhadap bangsa dan negara.
"Kami yakin seyakin yakinnya, rasa dan semangat kebangkitan nasional yang dicetuskan founding fathers kita, dapat diimplementasikan ketika kita menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara dengan inklusif, terbuka, konsisten, tidak merasa paling benar dan toleransi," ujarnya.(OL-4)