Headline

Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Bom Bunuh Diri di Gereja Katedral Makassar, Teror ke-552

Cahya Mulyana
29/3/2021 15:31
Bom Bunuh Diri di Gereja Katedral Makassar, Teror ke-552
Polisi berjaga di lokasi bom bunuh diri di sekitar Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan.(Antara)

MASYARAKAT Indonesia dan dunia kembali dikagetkan aksi tidak terpuji melalui serangan bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, pada Minggu (28/3) kemarin. Teror itu menjadi yang ke-552 dalam 21 tahun terakhir.

"Tercatat 552 aksi teror di Indonesia dari 2000 hingga 2021. Kulminasi serangan teroris terjadi di masa pemerintah Yudhoyono," ungkap data dari Tim Kajian Lab45 yang diterima Media Indonesia, Senin (29/3).

Baca juga: Mahfud Jamin Pelaku Bom Makassar akan Diusut Hingga Akarnya

Adapun temuan lain, yaitu peralihan karakter dari pola serangan kelompok Jamaah Islamiah (JI) ke pola aksi teror jejaring Jamaah Ansharut Daulah (JAD) dan Mujahidin Indonesia Timur (MIT). Teror bom Gereja Katedral Makassar menunjukkan kecenderungan penggunaan kembali metode pengeboman oleh sel teror.

Sasaran serangan teror di Indonesia periode 2000-2021 meliputi transportasi 3%, komersial atau pariwisata 3%, serta tokoh atau tempat religius 15%. Kemudian, misi diplomatik 2%, individu atau aset pribadi 24%, pemerintah 8%, polisi 17%, jurnalis atau media 2%, militer 7%, ruang atau tokoh publik 6%, berikut  paramiliter 1%.

Baca juga: Polisi Geledah Tempat Persembunyian Terduga Teroris

"Ada tiga sasaran utama aksi teror, yaitu individu atau aset pribadi, tokoh atau tempat keagamaan dan aparat kepolisian," bunyi pemaparan dalam data tersebut.

Sementara itu, tipe serangan teror di Indonesia periode yang sama meliputi penculikan 1%, serangan tak bersenjata 4%, serangan pada fasilitas umum 8%, pemboman 51%, serangan bersenjata 30% dan pembunuhan 5%.

"Mayoritas serangan teror cenderung berupa aksi-aksi pengeboman," lanjut laporan itu.(OL-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya