Headline
Bansos harus menjadi pilihan terakhir.
PEMERINTAH memastikan tidak ada revisi Undang-Undang (UU) Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum, serta UU Nomor 10 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas UU Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti UU Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati dan Wali Kota menjadi UU.
Penegasan tersebut disampaikan Menteri Sekretaris Negara Pratikno. Pemerintah berpandangan kedua aturan tersebut sudah baik. Bahkan, UU Nomor 7 Tahun 2017 terbukti mengantarkan pemilu 2019 menjadi pesta demokrasi yang sukses.
Baca juga: Terkait UU ITE, Kapolri Bakal Kedepankan Upaya Mediasi
"Prinsipnya jangan sedikit-sedikit UU diubah. Yang sudah baik, ya tetap dijalankan. Kalau ada kekurangan, hal-hal kecil di dalam implementasi, itu nanti KPU melalui PKPU yang memperbaiki," tegas Pratikno, Selasa (16/2).
Terkait UU Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pilkada, dia menyebut regulasi itu sudah ditetapkan jadwal pelaksanaaan pilkada serentak pada November 2024.
Menurutnya, ketentuan yang diatur dalam UU tersebut pun sampai saat ini belum dilaksanakan. Sehingga, pemerintah tidak bisa melakukan evaluasi. Dalam hal ini, tidak ada yang bisa memprediksi apakah regulasi itu berjalan baik atau tidak.
Baca juga: Revisi UU Pemilu, Sistem Proporsional Tertutup Kembali Dibahas
"Itu kan ditetapkan 2016 lalu. Kita belum melaksanakan pilkada serentak itu. Masak UU belum dilaksanakan, terus kemudian sudah mau mengubahnya? Apalagi ini sudah disepakati bersama oleh DPR dan Presiden," imbuh Pratikno.
Dia berharap tidak ada lagi narasi terkait isu revisi kedua regulasi tersebut, hingga akhirnya memperkeruh suasana. "Tolong jangan dibalik-balik, seakan-akan pemerintah yang mau mengubah UU. Pemerintah justru tidak ingin mengubah UU yang sudah ditetapkan, tetapi belum dilaksanakan," tandasnya.(OL-11)
Dia mengatakan bahwa penegakan hukum harus terintegrasi melalui KUHAP yang baru, mulai dari penyidik, penuntut, pengadilan, sampai ke tingkat lembaga pemasyarakatan.
Zulfikar menjelaskan revisi UU ASN masuk dalam Prolegnas 2025 yang artinya Komisi II DPR dan Badan Legislasi akan melakukan perubahan kedua terkait undang-undang tersebut.
Ahmad Sahroni menyebutkan bahwa DPR tak bisa menutup-nutupi terkait sidang pembahasan revisi Undang-Undang Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia (UU Polri).
Massa sempat berhasil menjebol pagar pembatas kaca pos pengamanan, kemudian disusul dengan pemecahan kaca menggunakan batu dan kayu.
Dave mengatakan banyak hal yang perlu dibahas di revisi UU Penyiaran. Karena banyak perkembangan di sektor penyiaran.
Fraksi PDIP menyetujui Revisi UU tentang Tentara Nasional Indonesia, yang dibahas di Komisi I DPR RI untuk dibahas di tingkat selanjutnya atau naik ke rapat paripurna.
PUTUSAN MK No.135/PUU-XXII/2024 memunculkan nomenklatur baru dalam pemilu.
Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) mengusulkan agar pemilihan gubernur dipilih oleh pemerintah pusat atau presiden, sementara kepala daerah bupati atau walikota dipilih melalui DPRD.
Titi menekankan DPR harus segera membahas RUU Pemilu sebab putusan MK tidak bisa menjadi obat bagi semua persoalan pemilu saat ini.
Taiwan menggelar pemilu recall untuk menentukan kendali parlemen.
Menurut Perludem, putusan MK sudah tepat karena sesuai dengan konsep pemilu yang luber dan jurdil, dan disertai dengan penguatan nilai kedaulatan rakyat.
Banyak negara yang meninggalkan e-voting karena sistem digitalisasi dalam proses pencoblosan di bilik suara cenderung dinilai melanggar asas kerahasiaan pemilih
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved