Headline
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
SOSOK 'King Maker' dalam kasus dugaan suap pengurusan fatwa Mahkamah Agung (MA) yang melibatkan oknum jaksa Pinangki Sirna Malasari tidak terungkap di Pengadilan Tipikor Jakarta.
Kendati demikian, Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus (JAM-Pidsus) Kejagung Ali Mukartono mengklim pihaknya telah menggali hal tersebut. Menurut Ali, terungkap tidaknya sosok 'King Maker' berada di tangan Pinangki dan tersangka lainnya.
"Sebetulnya sudah (digali), tapi kan tergantung sama dia, yang tau kan dia. Artinya sampai di Pengadilan tutup mulut kan?" ujar Ali di Gedung Bundar Kejagung, Selasa (9/2).
"Mereka (tersangka) itu kan pada nggak buka, yang tau di antara mereka semua," sambungnya.
Ali mengatakan pihaknya terbuka apabila KPK ingin mendalami sosok 'King Maker' dalam perkara tersebut. Bahkan, ia juga menyebut akan terbuka apabila lembaga antirasuah itu membutuhkan data yang diminta.
Baca Juga: Pinangki divonis 10 Tahun, ICW: Harusnya 20 Tahun
"Silahkan saja, dia kan berwenang juga. Kita bantu kalau minta dibantu," tandas Ali.
Sebelumnya, majelis hakim mengatakan sosok 'King Maker' terungkap dalam percakapan pesan singkat WhatsApp antara Pinangki dan mantan pengacara Joko Tjandra, Anita Kolokaping.
Majelis hakim menjadikan ketidakterungkapannya sosok 'King Maker' sebagai salah satu alasan yang menjadi pemberat dalam memvonis Pinangki.
"Terdakwa (Pinangki) menyangkal atas perbuatannya dan menutup-nutupi keterlibatan pihak-pihak lain yang terlibat dalam perkara a quo," ujar Hakim Ketua IGN Eko Purwanto di ruang sidang, Senin (8/2).
Diketahui, Pinangki divonis pidana 10 tahun penjara dan denda Rp600 juta. Putusan tersebut lebih tinggi dari tuntutan yang diajukan oleh jaksa penuntut umum sebelumnya, yakni pidana 4 tahun dan denda Rp500 juta. (OL-13)
Baca Juga: Jaksa Pinangki Dituntut 4 Tahun, ICW: Sangat Ringan
MAKI tetap mencadangkan gugatan praperadilan melawan JAM-Pidsus jika penyidik 'gedung bundar' tak melakukan penambahan tersangka berdasarkan minimal dua alat bukti.
Pengadaan laptop Chromebook, di Kemendikbudristek tahun 2020–2022, sebenarnya sudah dirancang sebelum Nadiem Makarim resmi menjabat sebagai Menteri.
Kejaksaan Agung (Kejagung) memastikan akan kembali memanggil mantan Mendikbudristek, Nadiem Anwar Makarim, terkait dugaan korupsi dalam program pengadaan chromebook.
Kejagung belum menetapkan mantan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Anwar Makarim (NAM), sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi pengadaan Chromebook.
Ia juga menduga tersangka dalam kasus ini tidak hanya dilakukan secara tunggal.
Padahal, hasil uji coba pada 2019 menunjukkan penggunaan 1.000 unit Chromebook tidak efektif sebagai sarana pembelajaran lantaran.
Reny Halida Ilham Malik tercatat dikenal salah satu hakim yang menyunat hukuman jaksa Pinangki Sirna Malasari dari 10 tahun penjara menjadi 4 tahun bui di tingkat banding.
Napoleon tidak diberikan sanksi pemberhentian tidak dengan hormat (PTDH) sebagai anggota Polri walau terbukti melakukan korupsi.
Berikut deretan jaksa yang terjerat dalam kasus hukum.
Pernyataan itu menanggapi diperolehnya hak pembebasan bersyarat bagi para narapidana tindak pidana korupsi (tipikor) yang salah satunya mantan jaksa Pinangki Sirna Malasari.
"Pinangki Sirna Malasari telah diberhentikan secara tidak hormat baik sebagai jaksa maupun pegawai negeri sipil atau aparatur sipil negara Kejaksaan RI."
Keputusan pemecatan Pinangki itu berdasarkan Keputusan Jaksa Agung RI Nomor 185 Tahun 2021 tanggal 06 Agustus 2021.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved