Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Aktivis Milenial Soroti Surat AHY ke Jokowi terkait Kudeta

Anton Kustedja
05/2/2021 22:10
Aktivis Milenial Soroti Surat AHY ke Jokowi terkait Kudeta
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono saat memberikan keterangan pers di Jakarta, beberapa waktu lalu.(ANTARA/MUHAMMAD ADIMAJA)

POLEMIK antara Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Jenderal (Purn) Moeldoko terus bergulir. Aktivis Milenial Indonesia, Hengky Primana, pun angkat bicara. Ia menyoroti perihal surat yang dilayangkan AHY kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Hengky menyayangkan sikap putra sulung Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu yang tidak bisa membedakan urusan pribadi dengan urusan negara.

Sebagaimana diberitakan, AHY menuding ada beberapa pihak yang mencoba mendongkel posisinya sebagai Ketua Umum Partai Demokrat. Salah satu tudingan diarahkan kepada Moeldoko yang merupakan Kepala Staf Kepresidenan (KSP).


Baca juga: Istana Terima Surat AHY, Mensesneg: Tidak Perlu Dijawab


"Perseteruan antara Mas AHY dan Pak Moeldoko harusnya tidak dilibatkan sampai ke Presiden (Jokowi). Jikapun Pak Moeldoko memang ikut andil di sana, itu urusan pribadi beliau yang tidak bisa digabungkan dengan urusan antara Presiden dan KSP," ujar Hengky dalam keterangannya, Jumat (5/2).

Dari hasil pengamatannya, Hengky menilai ada beberapa kader ataupun simpatisan yang ingin menggulingkan AHY. Menurut dia, hal itu semestinya dijadikan bahan evaluasi oleh AHY atas kepemimpinannya di Partai Demokrat.

"Seharusnya Mas AHY selaku ketum lebih bijak menanggapi isu ini. Ini beritanya sudah heboh ke mana-mana. Berarti Mas AHY kurang bisa meredam sampai orang awam tahu urusan internal partai dan reaksi yang berlebihan tersebut malah memperlihatkan kelemahan dari Demokrat di bawah Mas AHY," tambah Hengky.

Ia pun mengimbau kepada seluruh kader partai di Tanah Air untuk tidak melibatkan urusan internal partai dengan urusan kenegaraan. "Saya mengimbau kepada para kader partai agar tetap bijak membedakan urusan internal partai dan kenegaraan," tutup Hengky.(RO/S-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya