Selasa 24 November 2020, 11:24 WIB

Islam Dieksploitasi Demi Kepentingan Politik

Cahya Mulyana | Politik dan Hukum
Islam Dieksploitasi Demi Kepentingan Politik

ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
Khatib Aam PBNU Yahya Cholil Staquf

 

PENGKULTUSAN terhadap pimpinan organisasi masyarakat Islam yang mencuat akhir-akhir ini bukan akibat krisis kepemimpinan. Penyebab sebenarnya karena terdapat pihak yang berupaya mengeksploitasi Islam dan menggiring penganutnya dengan seruan-seruan palsu demi kepentingan politik.

"Ada tokoh yang ingin meraih posisi kepemimpinan sosial-politik dengan mengeksploitasi Islam, menggencarkan agitasi politik identitas atas nama Islam untuk menggalang dukungan dan menyerang pihak manapun yang dianggap lawan," kata Khatib Aam Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf kepada Media Indonesia, Selasa (24/11).

Hal itu menanggapi pernyataan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang menyatakan persoalan menyangkut pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab sangat hebat sehingga polisi dan tentara turun tangan. Itu akibat goncangan kekosongan pemimpin yang mampu menyerap aspirasi masyarakat.

Yahya mengatakan tokoh agama semacam ini kemudian disokong pula oleh sejumlah kalangan elit dengan bermacam sumber daya, termasuk uang dan perlindungan. Pihak-pihak dari kalangan elit tersebut sebenarnya tidak punya motivasi untuk memperjuangkan kepentingan Islam, bahkan tidak peduli sama sekali.

"Mereka hanya ikut meneguk keuntungan dari agitasi yang mengeksploitasi Islam dalam berbagai cara. Misalnya, karena yang diserang adalah lawan yang sama," ujarnya.

Baca juga:  JK: Parpol dan Ormas Islam Sibuk, Umat Cari Pemimpin Alternatif

Umat Islam yang terseret dalam arus eksploitasi agama itu, imbuh dia, merupakan korban seruan-seruan palsu. Memang, mereka punya keluhan-keluhan yang legitimate menyangkut nasib ekonomi, sosial dan politik. Misalnya, menyangkut ketimpangan ekonomi, hegemoni politik elit, korupsi, dan sebagainya.

"Tapi membungkus tuntutan-tuntutan ekonomi dan politik dalam absolutisme identitas agama adalah penyesatan. Karena jelas bahwa masalah yang ada bukan masalah identitas agama," ungkapnya.

Permainan politik semacam ini, lanjut dia, berbahaya bagi negara. Pasalnya kondisi tersebut dapat menimbulkan keresahan di tengah masyarakat.

"Mengkerdilkan kecerdasan politik masyarakat dan mempermainkan agama untuk kepentingan duniawi," pungkasnya.(OL-5)

Baca Juga

Mi/Dwi Apriani

Jusuf Kalla Tegaskan Masjid bukan Tempat Kampanye

👤Dwi Apriani 🕔Selasa 21 Maret 2023, 13:55 WIB
"Masjid itu tempat ibadah, bukan tempat berpolitik. Masjid itu harus steril dari hal politik...
antara/Fikri Yusuf

Pemimpin Merakyat Masih Jadi Pilihan untuk 2024

👤Tri Subarkah 🕔Selasa 21 Maret 2023, 12:53 WIB
PEMILIH muda dalam gelaran Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 cenderung akan memilih calon pemimpin yang merakyat, memiliki integritas dan bebas...
ANTARA/Fianda Sjofjan Rassat

Kepala BPN Jaktim Penuhi Undangan KPK

👤Basuki Eka Purnama 🕔Selasa 21 Maret 2023, 12:18 WIB
Nama Sudarman Harjasaputra menjadi sorotan warganet lantaran unggahan gaya hidup mewah istrinya di media...

E-Paper Media Indonesia

Baca E-Paper

Berita Terkini

Selengkapnya

Top Tags

BenihBaik.com

Selengkapnya

MG News

Selengkapnya

Berita Populer

Selengkapnya

Berita Weekend

Selengkapnya