Headline

Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Media Tetap Diperhitungkan

Andhika Prasetyo
14/8/2020 06:20
Media Tetap Diperhitungkan
Jurnalis Senior Media Indonesia Saur Hutabarat mendapatkan ucapan selamat dari Presiden Joko Widodo.(Biro Pers/Krishadiyanto)

SALAH satu dari 22 tokoh di Indonesia yang dianugerahi tanda kehormatan Bintang Jasa Nararya oleh Presiden Joko Widodo kemarin ialah Ketua Dewan Redaksi Media Group, Saur Hutabarat.

Saur mengungkapkan penghargaan itu bukan kemenangan pribadi, melainkan kemenangan bagi industri pers secara umum. “Saya kira yang paling penting juga dari penghargaan ini bahwa media menjadi faktor yang diperhitungkan untuk menjadi pertukaran pikiran di dalam mengedepankan fakta yang benar,” ujar Saur.

Ia pun tidak lantas berpuas diri karena melihat masih banyak hal yang harus dilakukan media, terutama dalam memerangi berita-berita bohong yang berkeliaran di masyarakat.

Menurut dia, ketika media sosial bermunculan dan berisikan banyak informasi yang belum teruji kebenarannya, jurnalisme harus menjadi barometer kebenaran. “Jika ada ujaran kebencian atau hoaks, masyarakat tahu harus kembali ke kita untuk mencari kebenaran,” tegasnya.

Demi mencapai hal tersebut, kualitas, kapasitas, dan kreativitas pers harus terus dipelihara. Selain itu, konten-konten harus diperkaya yang kemudian diikuti konsistensi.

“Jangan sekarang bagus, besok jelek. Namun, di atas semua itu, kita harus mampu mencapai trust. Jadi, setelah sekian itu, ujungnya ialah trust. Jika pers sudah bisa memberikan rasa percaya, masyarakat dengan sendirinya tidak akan termakan berita bohong,” tegas Saur.

Pria kelahiran Jambi, 3 Januari 1953 itu mengungkapkan sejumlah kompetensi yang harus dimiliki, yakni terus meng asah kreativitas, memperkaya konten media, konsisten, hingga meraih kepercayaan publik. “Masyarakat akan mencari pemberitaan yang profesional, yang kompeten, yang bisa dipercaya untuk dikonsumsi,” tegas Saur.

Ditambahkannya, jurnalisme harus terus menjadi pedoman. “Kalau ada kontroversi, orang mencari apa yang terjadi dengan kontroversi itu, orang mencari fakta dan itu kekuatan kita karena kita sangat menghormati fakta. Di luar pers bisa terjadi kesimpangsiuran, bisa terjadi berita palsu, ujaran kebencian, tapi kita harus bisa menjadi patokan,” tandasnya.

Saur juga mengatakan, selain memerangi hoaks, media juga berperan menjadi tempat bertukar pikiran. “Pertukaran pikiran mengedepankan fakta yang benar sehingga publik, audiens, dan pembaca punya patokan. Saya kira itu ialah bagian dari mencerdaskan publik,” ucap ayah dari dua anak itu. (Pra/X-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya