Headline
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
LEMBAGA Indobarometer merilis survei mengenai kinerja pemerintah dalam penanganan wabah virus Covid-19. Dalam survei yang bekerja sama dengan RRI tersebut diketahui 53,8% warga tidak puas dengan cara pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin dalam menangani wabah Covid-19. Sementara itu yang menyatakan puas mencapai 46%.
Direktur Eksekutif Indobarometer M. Qodari mengungkapkan ada beberapa alasan mengapa mayoritas warga tidak puas dengan cara Jokowi menangani wabah Covid-19. Pertama, masyarakat menilai kebijakan Jokowi tidak konsisten. Alasan kedua, pemerintah dianggap lambat dalam mendistribusikan bantuan sosial. Ketiga, data penerima bantuan juga tidak akurat. Kemudian alasan keempat masyarakat menilai penanganan secara umum lambat.
Baca juga: Ace Hasan Bantu Mahasiswa Terdampak Covid-19
Beberapa alasan lain mengapa masyarakat tidak puas yaitu kebijakan pemerintah dan pembantunya sering berbeda. Kemudian, banyak aturan dilanggar. Ada pula yang menilai penerapan PSBB tidak serius.
Indobarometer juga menjelaskan alasan masyarakat yang puas terhadap penanganan wabah virus korona oleh pemerintahan Jokowi-Ma'ruf. Berdasarkan survei, sebanyak 31,1% warga puas karena merasa penanganan PSBB sudah baik. Alasan kedua, mereka menilai penanganan wabah corona oleh Jokowi sudah cepat tanggap.
"Kemudian, alasan lain mereka melihat mulai banyak yang sembuh. Ada pula yang menilai kebijakan PSBB sudah tepat dan terlihat kerja nyata," jelas Qodari.
Indobarometer juga memberi rekomendasi ke Jokowi. Berkaca dari survei soal opini masyarakat tersebut, harusnya Jokowi mengubah kinerja dalam penanganan wabah Covid-19 karena mayoritas tidak puas.
"Khususnya bila terkait masalah pengangguran dan kemiskinan. Dua masalah pokok terlihat benang merahnya dari jawaban responden yang tidak puas, yakni soal bantuan sosial dan kebijakan yang tidak konsisten. Ini harus diperbaiki," tutup Qodari.
Survei digelar di 7 provinsi yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, DKI Jakarta, Banten, Sumatera Utara dan Sulawesi Selatan. 7 provinsi ini setara dengan 64.9% populasi nasional).
Baca juga: Ini Tiga Indikator Agar Aktivitas Ekonomi dan Sosial Bisa Dimulai
Survei digelar pada 12 – 18 Mei 2020. Metode penarikan sampel yang digunakan adalah quota & purposive sampling dengan 400 responden yang tersebar secara proporsional. Margin of error sebesar ± 4.90%, pada tingkat kepercayaan 95%.
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara via telepon seluler menggunakan kuesioner. Nomor telepon diambil secara acak dari responden survei Indobarometer saat pileg 2019, pilkada dan quick count. (OL-6)
Donald Trump membantah tuduhan ia bercita-cita menjadi seorang diktator. Ia menyebut banyak orang justru tampak menginginkan hal itu.
MASYARAKAT Kalimantan Tengah (Kalteng) mengapresiasi kinerja 100 hari kepemimpinan Gubernur Kalteng, Agustiar Sabran bersama Wakil Gubernur (Wagub) Edy Pratowo.
Survei The Kids Mental Health Foundation mengungkap alasan anak malas atau menolak sekolah, mulai dari rasa lelah, cemas, hingga masalah kesehatan mental.
Bukan lagi sekadar terpikat harga murah, para calon pengguna mobil listrik kini telah berevolusi menjadi konsumen yang lebih matang.
Kenaikan harga membuat konsumen di semua pasar semakin fokus pada nilai, namun di Indonesia perilaku ini berpadu dengan kebiasaan belanja yang praktis dan lokasi yang mudah dijangkau.
LEMBAGA Survei Charta Politika Indonesia merilis survei terbaru evaluasi publik atas kinerja Gubernur- Wakil Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) 2025
PASCAPANDEMI, penggunaan masker saat ini mungkin sudah tidak menjadi kewajiban. Namun demikian, penggunaan masker nyatanya menjadi salah satu benda penting untuk melindungi diri.
Pengurus IDI, Iqbal Mochtar menilai bahwa kekhawatiran masyarakat terhadap vaksin berbasis Messenger Ribonucleic Acid (mRNA) untuk covid-19 merupakan hal yang wajar.
Teknologi vaksin mRNA, yang pernah menyelamatkan dunia dari pandemi covid-19, kini menghadapi ancaman.
Menteri Kesahatan AS Robert F. Kennedy Jr. membuat gebrakan besar dengan mencabut kontrak dan membatalkan pendanaan proyek vaksin berbasis teknologi mRNA, termasuk untuk covid-19.
PEMERINTAH Amerika Serikat membekukan dana sebesar 500 juta dolar AS yang dialokasikan untuk proyek vaksin mRNA produksi produsen bioteknologi CureVac dan mitranya, Ginkgo Bioworks.
Stratus (XFG), varian COVID-19 baru yang kini dominan di Indonesia, masuk daftar VOM WHO. Simak 5 hal penting menurut Prof. Tjandra Yoga Aditama.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved