Headline
Disiplin tidak dibangun dengan intimidasi.
PRESIDEN Joko Widodo menyampaikan tidak ada pelonggaran terhadap pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
"Tadi Pak Presiden menyampaikan bahwa tidak ada pelonggaran PSBB. Dan memang selama Keppresnya tidak dicabut berarti PSBB tetap berlaku secara nasional," kata Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy dalam telekonferensi usai Rapat Terbatas Percepatan Penanganan Pandemi Covid-19, Senin (18/5).
Muhadjir menjelaskan bahwa PSBB adalah implementasi dari Keputusan Presiden Nomor 19 Tahun 2020 Tentang Penetapan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Covid-19 yang berlandaskan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2018 Tentang Karantina Kesehatan.
Muhadjir mengatakan bahwa pemerintah sedang mengkaji tentang pengurangan pembatasan aktivitas masyarakat. Protokol-protokol untuk kehidupan normal yang baru pun dipersiapkan.
"Protokol kesehatan justru harus diperketat ketika pengurangan pembatasan dilakukan. Jangan sampai masyarakat mengartikan longgar itu semau gue," jelasnya.
Misalnya, tambah Muhadjir, ketika sudah dibolehkan untuk restoran buka, maka tidak berarti seperti bukanya restoran sebelum ada covid-19. Itulah yang disebut dengan new normal," imbuh Muhadjir.
Baca juga :Penyidik Akan Periksa Perekam Wawancara Said Didu
Menurutnya, detail protokol dari semua bidang yang nanti akan dikurangi pembatasannya sedang digodok oleh kementerian-kementerian terkait. Nantinya, protokol-protokol itu akan dikompilasi oleh Kementerian Kesehatan dan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.
"Jadi nanti akan ada protokol bagaimana di restoran, protokol ibadah, protokol datang di acara-acara yang melibatkan pengunjung banyak, dan seterusnya. Nanti akan diatur secara detail dan itu harus dipatuhi. Itulah yang dimaksud new normal itu," jelasnya.
"Nanti boleh tetap salat jumat berjamaah tetapi sudah beda dengan salat berjamaah sebelum ada new normal," imbuhnya.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Gugus Tugas Percepatanan Penanganan Covid-19 Doni Monardo menyebut masyarakat harus mulai bisa menyesuaikan diri dengan situasi pandemi ini.
"Sejumlah pakar epidemologi, pakar virus, mengatakan bahwa sangat mungkin virus ini tidak akan hilang. Demikian juga vaksin yang sempat kita dengar akan segera ditemukan, ternyata sampai hari ini pun belum ada kepastian," ungkapnya.
Dia menyebut dalam waktu yang lama kita tetap bisa hidup di bawah ancaman covid-19.
"Oleh karenanya, pesan Pak Presiden kita harus bisa menyesuaikan diri dengan kondisi kehidupan kita, berdampingan dengan bahaya covid-19 ini, bukan berarti membuat kita lengah," katanya.
"Berdampingan dengan covid-19 bukan berarti kita menyerah, justru kita tingkatkan kewaspadaan kita agar kita tidak terpapar covid-19," pungkasnya. (OL-2)
Presiden Joko Widodo mengaku bingung dengan banyaknya istilah dalam penangan covid-19, seperti Pembatasan Sosial Berskala Besar hingga Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat.
Demi membantu UMKM untuk bangkit kembali, influencer Bernard Huang membuat gerakan yang diberi nama PSBB atau Peduli Sesama Bareng Bernard dii Kota Batam.
Kebijakan itu juga harus disertai penegakan hukum yang tidak tebang pilih, penindakan tegas kepada para penyebar hoaks, dan jaminan sosial bagi warga terdampak.
Dari jumlah tes tersebut, sebanyak 20.155 orang dites PCR hari ini untuk mendiagnosis kasus baru dengan hasil 6.934 positif dan 13.221 negatif.
Untuk menertibkan masyarakat, tidak cukup hanya dengan imbauan. Namun harus dibarengi juga dengan kebijakan yang tegas dalam membatasi kegiatan dan pergerakan masyarakat di lapangan.
Epidemiolog UI dr.Iwan Ariawan,MSPH, mengungkapkan, untuk menurunkan kasus Covid-19 di Indonesia, sebenarnya dibutuhkan PSBB seperti tahun 2020 lalu.
Sandi mengungkapkan kegiatan ini rencananya akan dilaksanakan setiap bulan dengan materi yang beragam.
Ada beberapa langkah antisipatif yang mulai diterapkan Puskesmas Warungkondang untuk mencegah penyebaran covid-19.
Munculnya kembali covid-19 tentu perlu diantisipasi. Karena itu, saat ini Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif memitigasi penyebaran covid-19, terutama pada sektor pariwisata.
Saat ini, kelima pasien tersebut hanya bergejala ringan. Mereka sedang melakukan isolasi mandiri di rumah.
Bupati memastikan terpaparnya warga tersebut saat yang bersangkutan berada di luar daerah.
Galeri menjadi catatan sekaligus spirit agar warga Jabar tak gentar, namun tetap waspada menghindari penularan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved