Headline
RI-AS membuat protokol keamanan data lintas negara.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
PENGAMAT politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI) Ujang Komaruddin mengusulkan Pilkada serentak digelar medio 2021. Penyelenggaraan pilkada serentak pada Desember mendatang dinilai masih rawan virus korona (covid-19).
"Hitung-hitungan korona belum jelas kapan berakhir. Diundur saja sampai 2021 agar titik rawan tidak ada," kata Ujang kepada Medcom.id, Jumat (24/4).
Ujang menilai mundurnya Pilkada tidak merugikan siapapun. Tugas kepala daerah yang berakhir pada Februari 2021 bisa dialihkan pejabat sementara (Pjs).
Selain itu, perhatian pemerintah saat ini masih tertuju pada penanganan pandemi korona. Menurut Ujang, persiapan Pilkada tidak akan maksimal.
Baca juga: Daerah Sulit Anggarkan Pilkada
Ujang mafhum pemerintah belum bisa menentukan kapan pandemi berakhir. Apalagi, pelaksanaan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) belum sepenuhnya efektif.
"Pak Jokowi minta PSBB dievaluasi artinya kan tidak berjalan maksimal. Belum lagi kasus korona masih bertambah," tuturnya.
Ujang mengusulkan pemerintah tidak memaksakan penyelenggaraan Pilkada pada
Desember mendatang.
"Desember masih masa rawan, masyarakat masih banyak ketakutan. Yang paling pas pertengahan 2021," ucap dia. (A-2)
Para ilmuan baru-baru ini telah menemukan virus corona baru pada kelelawar di Brasil yang memiliki kemiripan dengan virus MERS yang dikenal mematikan.
Hal itu meningkatkan kemungkinan bahwa virus tersebut suatu hari nanti dapat menyebar ke manusia, demikian yang dilaporkan para peneliti Tiongkok.
Pemberian berbagai bansos diperlukan untuk menjaga daya beli masyarakat.
“Saya beserta jajaran anggota DPRD DKI Jakarta turut berduka cita sedalam-dalamnya atas berpulang ke Rahmatullah sahabat, rekan kerja kami Hj. Umi Kulsum."
Para peneliti melengkapi setiap relawan dengan pelacak kontak untuk merekam rute mereka di arena dan melacak jalur aerosol, partikel kecil yang dapat membawa virus.
Mensos Juliari berharap bantuan ini berdampak signifikan terhadap perputaran perekonomian lokal.
Nimbus berada pada kategori VUM, artinya sedang diamati karena lonjakan kasus di beberapa wilayah, namun belum menunjukkan bukti membahayakan secara signifikan.
KEPALA Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Ishaq Iskanda, Sabtu (21/6) mengatakan Tim Terpadu Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan (Sulsel) menemukan satu kasus suspek Covid-19.
Peneliti temukan antibodi mini dari llama yang efektif melawan berbagai varian SARS-CoV, termasuk Covid-19.
HASIL swab antigen 11 jemaah Haji yang mengalami sakit pada saat tiba di Asrama Haji Sukolilo Surabaya, menunjukkan hasil negatif covid-19
jemaah haji Indonesia untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap gejala penyakit pascahaji. Terlebih, saat ini ada kenaikan kasus Covid-19.
Untuk mewaspadai penyebaran covid-19, bagi jamaah yang sedang batuk-pilek sejak di Tanah Suci hingga pulang ke Indonesia, jangan lupa pakai masker.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved