Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Tinta Emas Mohammad Natsir dalam Politik Indonesia

Rifaldi Putra Irianto
06/2/2020 17:41
Tinta Emas Mohammad Natsir dalam Politik Indonesia
Pahlawan Nasional Mohammad Natsi(Dok keluarga)

KIPRAH Pahlawan Nasional Mohammad Natsir sangat jelas dalam pendidikan umat Islam di Tanah Air dan patut dijadikan teladan.

"Natsir ini dalam konteks umat islam merupakan salah satu pionir, pendahulu dari apa yangg kita sebut dengan muslim urban educated people," kata Pengamat Politik Fachry Ali, dalam acara Bedah Buku Mohammad Natsir, karya Lukman Hakiem, di kawasan Kuningan, Jakarta, Kamis, (6/2).

Pendidikan Natsir, dinilai Fachry, sangat luar biasa. Hal itu yang mengantarkanya sebagai tokoh yang berhasil menyatukan umat Islam di Tanah Air.

"Kependidikan Natsir di dalam dunia pemikiran barat itu yang kemudian menentukan posisinya dalam pergerakan Islam, terutama di dalam Partai Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi)," ucapnya.

Fachry mengungkapkan, di bawah kepemimpinan Natsir Masyumi sangat jelas mempresentasikan politik Islam. Tidak abu-abu dan dapat ikut andil pada masa itu.

"Masyumi sangat jelas merepresantikan politik Islam, Natsir menemukan demokrasi baru dalam Islam itu karena latar belakang pendidikannya," tegas Fachry.

Kembali jauh kebelakang, mengenai sisi pendidikan Natsir, Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Malang, Laode Masihu Kamaluddin menceritakan bagaimana Natsir sangat seimbang antara pendidikan umun dengan pendidikan Islam.

"Dari sisi pendidikan Natsir adalah seorang pendidik, saat dia ditawarkan beasiswa di Rotterdam ia menolak tawaran itu dan mengatakan 'Saya lebih bertanggungjawab untuk mendidik'," kenang Laode.

Menurut Natsir, ungkap Laode, saat Natsir sekolah dia pernah melihat pemuda yang tidak memiliki pendidikan agama memadai. Si pemuda mengejek-ngejek Islam. Itu sangat konyol, hal itu terjadi karen pendidikan umum dan pendidikan agama saat itu masih bertolak belakang.

"Natsir berfikir ini bukan salah orangnya tapi salah pendidikannya. Seperti diketahui pendidikan saat itu dikotomi, seperti pelajaran umum diharamkan masuk ke sekolah agama begitu juga sebaliknya. Dan disinilah Natsir mempersiapkan diri sebagi seorang pendidik yang mengintegrasi keduanya," papar Laode.

Hingga akhirnya, Natsir pun membangun Pendidikan Islam untuk menghadapi ketinpangan tersebut.

"Dia membuka pendidikan Islam bersama teman temannya untuk mengatasi masalah itu. Dalam pendidikan Islam yang dibangunnya, Ia menggabungkan pendidikan umum dan pendidikan agama," tukasnya.

Disisi lain, penulis Lukman Hakiem mengungkapkan kiprah Natsir juga terlihat di dunia politik, dengan berhasil mendirikan NKRI setelah sebelumnya disepakati menjadi Negara Republik Islam Indonesia.

"Natsir hadir dengan sebuah keputusan parlemen yang diberinama Mosi Integral, saat dimana banyak rakyat yang menolak menjadi negara bagian," ucap Lukman.

Melihat sejumlah wilayah panas, ungkap Lukman, akhirnya negara bagian itu semua membubarkan diri kemudian bersama-sama membentuk NKRI.

Lukman meyakinkan tanpa sosok Natsir, NKRI ini tadak akan pernah ada.

"Jadi kalau kita menyimpulkan tanpa Natsir mungkin yang disebut NKRI tak ada, ini yang perlu kita luruskan," tegasnya (OL-13)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya